6 July 2020

Tips Membangun Penokohan yang Melekat di Hati Pembaca


 
Harry Potter, Sherlock Holmes, Hercule Poirot, Robert Langdon, James Bond, Jack Sparrow, Bella Swan, Prodo. Siapa yang tak mengenal tokoh-tokoh ini? Saking terkenalnya, bahkan judul novel mereka atau sang penulis sendiri bisa jadi tak seterkenal tokoh-tokoh ini.

Hal ini membuat kita makin menyadari bahwa “Penokohan” merupakan sebuah hal penting dalam sebuah karya tulis fiksi terutama novel dan serial yang memiliki durasi panjang. Membangun penokohan yang bisa diingat dan membekas di hati pembaca sangat berpotensi menjadikan sebuah karya tidak hanya disukai tetapi juga bestseller.


Fiksi sendiri merupakan salah satu bentuk karya yang kreatif. Jadi bagaimana penulis mewujudkan dan mengembangkan tokoh-tokoh ceritanya pun tidak lepas dari kebebasan kreatifitasnya. Fiksi menawarkan model kehidupan seperti yang disikapi dan dialami oleh tokoh-tokoh cerita sesuai dengan pandangan penulis terhadap kehidupan itu sendiri.


Oleh karenanya, penulis sengaja menciptakan dunia dalam fiksi. Seorang penulis mempunyai kebebasan penuh untuk menampilkan tokoh-tokoh cerita sesuai dengan seleranya. Siapapun orangnya, apapun status sosialnya, bagaimana pun perwatakannya, dan permasalahan apapun yang dihadapinya. Singkatnya, penulis berhak mengarang tokoh cerita yang mungkin sama sekali berbeda dengan dunianya sendiri di dunia nyata.

Perbedaan tokoh dan penokohan

Kita mengenal tokoh dan penokohan. Keduanya dekat tapi tak sama. Tokoh menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, memiliki kualitas moral dan kecenderungan-kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.

Tokoh tidak hanya manusia. Hewan, makhluk, atau benda juga bisa menjadi tokoh dalam sebuah cerita. Melalui tokoh inilah, penulis melakukan tindakan dan berbicara, menggerakkan cerita sepanjang alur cerita.

Sedangkan penokohan dan perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berubah, pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Dengan kata lain, penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh inilah yang disebut penokohan. Penokohan berkaitan dengan cara penulis menentukan dan memilih tokoh-tokohnya serta memberi nama tokoh tersebut, sedangkan perwatakan berhubungan dengan bagaimana watak tokoh-tokoh tersebut.


Fungsi utama tokoh dalam cerita adalah untuk memperluas atau memperpanjang plot, membuatnya mudah dibaca dan menarik. Banyak cerita menggunakan banyak karakter, dan setiap cerita memiliki karakter utama yang sangat mempengaruhi alur cerita.


Tokoh utama dapat berupa protagonis, antagonis, dinamis, statis, datar, atau bulat. Pembaca merasa bahwa karakter yang diberikan dalam karya sastra ada, dan mereka senang membaca tokoh dan tindakan mereka yang nyata dan hidup.

Penokohan ini masuk ke dalam unsur intrinsik selain tema,  sudut pandang, amanat, alur dan latar/setting. Secara umum, tokoh dalam cerita bisa dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan peranannya dalam suatu cerita, yaitu : 

      1.    Tokoh protagonis
Merupakan tokoh yang mendukung cerita. Bisa ada beberapa tokoh protagonis dalam sebuah cerita, dimana ada satu atau dua figur tokoh protagonis utama yang dibantu tokoh lain yang terlibat dalam cerita. Tokoh ini biasanya memiliki karakter yang baik. 
Contohnya : Harry Potter dalam novel seri Harry Potter .

 
         2.    Tokoh antagonis
Merupakan tokoh penentang cerita. Bisa berjumlah lebih dari satu. Biasanya tokoh ini tidak disukai oleh pembaca.
Contohnya : Voldemort dalam novel seri Harry Potter 

  1. Deutragonis 
      Merupakan tokoh yang berpihak pada tokoh utama. Peran ini ikut mendukung menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh protaganis.
Contohnya : Hermione Granger dan Ron Weasley dalam novel seri Harry Potter

  1. Foil
Merupakan tokoh yang berpihak kepada tokoh lawan tokoh utama.
Contohnya : Lucius Malfoy dalam novel seri Harry Potter

  1. Tetragonis
Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh lain.     

  1. Compiden
Merupakan tokoh yang menjadi tokoh pengutaraan tokoh utama. 

  1. Reisonneur
             Merupakan tokoh yang menjadi corong bicara pengarang. 

  1. Yuticiling
Merupakan tokoh pembantu, baik tokoh hitam maupun tokoh putih.

Selain kedelapan jenis tokoh di atas, ada pula yang membagi tokoh-tokoh dalam sebuah cerita dengan tambahan :

-          Tokoh Bulat

Merupakan tokoh yang berkembang dengan baik dan kompleks dalam sebuah cerita. Mereka lebih realistis, dan menunjukkan kedalaman kepribadian mereka. Mereka dapat membuat keputusan yang mengejutkan atau membingungkan, dan menarik perhatian pembaca. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi mereka, dan tokoh bulat bereaksi terhadap faktor-faktor tersebut secara realistis.

-          Tokoh datar

Merupakan tokoh yang tidak berubah selama cerita. Juga, dia biasanya hanya mengungkapkan satu atau dua ciri kepribadian.

-          Tokoh stok

Merupakan karakter yang langsung dikenali oleh pembaca. Seperti karakter yang datar, karakter ini tidak mengalami perkembangan apa pun di sepanjang cerita.

Selanjutnya kita masuk ke bagian teknik untuk menggambarkan sifat atau karakter tokoh dimana penulis sering menggunakan dua teknik yaitu :

  • Teknik analitik atau naratif dimana karakter/sifat tokoh cerita diceritakan secara langsung oleh penulis melalui uraian, deskripsi atau penjelasan.
Tokoh akan dihadirkan ke hadapan pembaca dengan sederhana dan ekonomis. Hal ini membuat pembaca biasanya akan lebih memperhatikan jalan cerita dan plot. Teknik ini biasanya memperkecil potensi kesalahpahaman pembaca.
Jika penulis menggunakan teknik ini, yang dibutuhkan adalah konsistensi karakter tersebut hingga akhir cerita. Disini pembaca biasanya tidak ikut aktif memikirkan karakter-karakter dalam cerita tersebut. 

Contoh :
Anna, gadis 17 tahun yang sangat menarik. Dengan tubuh setinggi 170 sentimeter, alis mata tebal, pipi putih kemerahan, rambut lurus sepinggang dan mata yang besar dengan komposisi yang sangat seimbang.  Anna selalu bisa membuat siswa-siswa di sekolahnya melirik manakala ia berjalan di dekat mereka.
Sayangnya ada sisi diri Anna yang tidak diketahui kebanyakan teman-temannya. Anna bisa menjadi pribadi yang hangat dan menyenangkan. Tetapi di lain waktu, dia akan dengan mudahnya meledak dan meluapkan emosinya dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Tidak terhitung berapa gelas atau piring yang menjadi korbannya.

  • Teknik dramatik, dimana karakter/sifat tokoh dikemukakan melalui penggambaran tertentu, misalnya fisik dan perilaku tokoh, lingkungan kehidupan, dialek bahasa, jalan pikiran dan lewat gambaran tokoh lain. Penulis tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan tingkah laku tokoh.  
Disini pembaca harus menafsirkan sendiri ucapan, pikiran, perbuatan, bentuk fisik, lingkungan, reaksi, ucapan dan pendapat karakter tersebut. penulis menampilkan karakter para tokoh melalui dialog, tingkah laku,  peristiwa yang terjadi dan lain sebagainya.
Teknik ini dinilai lebih efektif karena berfungsi ganda dan bisa mengalami perubahan karakter karena pengaruh lingkungan, teman, peristiwa yang dialami sehingga lebih alami.

Terdapat beberapa jenis wujud penggambaran teknik dramatik, yaitu: 
-       Teknik percakapan
Dimana pembaca bisa melihat karakter dari tokoh dalam cerita melalui percakapan dan dialog yang terjadi. Disini pembaca bisa menyimpulkan sendiri bagaimana karakter dari tokoh tersebut. 
 
-       Teknik tingkah laku
Tingkah laku dapat menunjukkan karakteristik dari tokoh tersebut. Namun tidak semua tingkah laku tokoh menunjukan sifat–sifat tokoh itu, ini disebut tingkah laku yang bersifat netral. 
 
-       Teknik pikiran dan perasaan
Disini tokoh menunjukkan perasaan yang dialaminya. Seperti apa yang dirasakannya terhadap sebuah konflik yang terjadi dalam cerita.   
 
-       Teknik arus kesadaran/stream of consciousness
Teknik ini berhubungan dengan teknik sebelumnya, teknik pikiran dan perasaan karena keduanya menunjukkan tingkah laku batin tokoh. 
 
-       Teknik reaksi tokoh
 Reaksi tokoh terhadap suatu kejadian dapat menunjukan pendirian tokoh itu. 

-       Teknik reaksi tokoh lain
Reaksi tokoh-tokoh lain terhadap suatu kejadian yang dilakukan oleh sang tokoh dapat menunjukan kedirian tokoh itu. Dengan kata lain, ini merupakan opini tokoh-tokoh lain terhadap tokoh tertentu. 
 
-       Teknik pelukisan latar
Tempat dimana suatu cerita terjadi, dapat menunjukkan karakter dari tokoh tersebut.  Pelukisan latar tidak hanya akan menunjukkan karakter tokoh, tetapi juga merupakan awal sebuah cerita. 
 
-       Teknik pelukisan fisik
Penampilan fisik dari tokoh berhubungan langsung dengan ciri-ciri sang tokoh karena sang pengarang mendeskripsikan tokoh itu dengan maksud tertentu. Teknik ini  sangat penting dalam penokohan, karena sangatlah efektif.

Lantas bagaimana menciptakan tokoh dengan  penokohan yang mampu menyedot perhatian pembaca dan menimbulkan kesan yang mendalam bahkan bersifat abadi? Pada dasarnya, kita tetap perlu memikirkan cerita yang bagus dan memiliki ide dan jalan cerita yang kuat. Biasanya, agar seorang tokoh bisa diingat dengan baik, novel atau serial dengan durasi cerita yang panjang lebih berpeluang besar daripada cerpen atau novel pendek.

Berikut beberapa tips dari Smart Writer untuk mereka-reka tokoh cerita yang berkesan bagi pembaca karyamu :
       1.      Membuat pohon tokoh
Buatlah pohon tokoh yang menggambarkan nama-nama tokoh, hubungan antar tokoh, tahun lahir dan sifat secara umum.

       2.      Memikirkan nama yang sesuai dengan pemilihan sifat yang melekat padanya
Nama berkaitan erat dengan latar belakang cerita yang kamu buat. Misalnya jaman sekarang atau jaman dulu. Latar belakang negara, budaya, cerita fantasi atau mencoba menggambarkan kehidupan yang realistis. 

Jika tokohmu banyak, biasanya penulis akan menggunakan dua kata untuk nama tokohnya. Sementara tokoh-tokoh pendamping cukup dikenali dengan nama panggilan saja. Tentunya kamu harus tetap membuat daftar lengkap untuk tiap tokohmu.

      3.      Fokus pada tokoh utama
Tokoh utama antagonis dan protagonis tentunya memegang porsi yang besar dalam sebuah cerita. Mereka sering muncul dan disebut dalam cerita. Walaupun terkadang dalam dialog dan sudut pandang tertentu, tokoh utama kadang menggunakan kata ganti orang pertama seperti “aku”, tetap saja pemilihan nama ini sangat penting.
Pikirkan nama yang mudah diucapkan, mudah dipanggil. Lengkapi dengan nama kedua yang unik. Tetapi tentunya hal ini berbeda ketika kamu membuat setting cerita dengan latar belakang negara seperti Korea, China dan Jepang dimana nama bagian depan merupakan nama keluarga atau marga. Sehingga tokoh dipanggil dengan nama setelah marga tersebut.

       4.      Melekatkan nama dengan bayangan tokoh dalam pikiran kita
Pernah melihat cover novel atau serial dengan tokoh yang mirip dengan tokoh yang kita kenal? Atau sketsa mirip pesohor yang pernah kita lihat? Ya, dengan memilih seorang tokoh, kita bisa dengan mudah menggambarkan bagaimana ciri fisik dari tokoh kita disertai sifat dan perilakunya.

Contohnya saja tokoh dalam novel kita, digambarkan mirip dengan aktor korea, Yoo Seung Ho. Yoo Seung Ho menggambarkan pria muda, berusia sekitar 25 hingga awal 30 tahunan. Dia cerdas, elegan, rapi, memiliki perawakan yang tenang, namun memiliki sisi misterius yang sulit ditebak. Terkesan memiliki masa lalu yang kelam, tapi juga ambisius dan memiliki tekad yang kuat untuk menyelesaikan masalah dan konflik dalam hidupnya.

        5.      Berpikir, merasakan dan bertindak dengan sudut pandang tokoh
Menghidupkan tokoh sehingga mereka seolah hidup di muka bumi ini walaupun dalam cerita fiktif hingga fantasi sekalipun, bisa dilakukan dengan menyelami karakter yang kita buat.
Ketika menceritakan tentang seorang tokoh, jadilah seolah-olah kitalah tokoh tersebut. Misalnya tokoh utama adalah seorang wanita, ibu berusia awal 30 tahun yang anaknya diculik oleh mantan suaminya. Adegan ketika ia memasuki apartemennya lalu menemukan rumah yang berantakan, tidak ada orang di rumah baik pengasuh dan anaknya. Bagaimana ekspresi panik, bingung dan frustasi ketika ia memanggil-manggil anaknya.

Rasakan perasaan yang dialaminya, apa yang kemudian dilakukan sesuai dengan pemilihan sifat tokoh tersebut. Apakah ia seorang wanita tangguh  yang tahu persis apa yang akan dilakukan atau justru wanita depresi yang gampang panik, lalu menjerit-jerit ketika menemui situasi semacam ini.
Penggambaran tokoh dengan emosi yang nyata seperti ini akan membuat tokoh terasa nyata, cerita menjadi hidup dan tokoh tersebut lebih mudah diingat.


       6.      Membuat tokoh yang memiliki perkembangan kehidupan
Tidak ada tokoh yang jahat 100% ataupun baik 100%. Selalu ada alasan mengapa seseorang menjadi jahat, melakukan kejahatan atau tokoh yang kejam. Penting untuk membuat latar belakang mengapa seseorang terpaksa atau harus menjadi tokoh jahat. Sementara tokoh baik, tentunya tentang bagaimana ia memenangkan ujian seberat apapun dalam hidupnya.
Hal ini tentunya untuk memberi pesan moral yang baik kepada pembaca. Seberat apapun masalah, seburuk apapun kondisi, tetaplah menjadi baik, karena kebaikan akan menang.

Seorang penulis yang ingin memberi kesan mendalam bagi pembacanya memang membutuhkan riset, pendalaman materi, banyak membaca dan mencari inspirasi dalam waktu yang tidak sebentar.

Ada yang bertahun-tahun melakukannya dan menulis dalam waktu yang singkat. Mereka mengumpulkan literatur, menjalin cerita dalam kepalanya, ibarat membangun istana dalam kepalanya, lengkap dengan detil. Ketika semua bagian sudah lengkap, barulah ia menuangkannya ke dalam sebuah tulisan, karya yang utuh.

Jadi, ketika kamu memutuskan untuk menulis karyamu, bersiaplah untuk terjun total ke dalam tiap kalimat yang menjalin ceritamu. Bangunlah tokoh dan penokohan yang mencuri perhatian dan buatlah karya yang indah. Mungkin butuh waktu lama, tetapi yakinlah, ketika bangunan ceritamu telah utuh berikut memiliki penokohan yang komplit, bisa jadi kamu dan pembaca karyamu akan mengalami hal yang sama : jatuh cinta dengan tokoh rekaanmu dan membekas di hati dengan begitu dalam.

Selamat menulis ya.

Riawani Elyta
Risa Mutia

 Ingin belajar menulis novel secara privat plus mendapat saran masukan untuk draft novelmu dan novel gratis? Silakan klik sini untuk infonya ya :)

 Sumber :
idntimes
sridianti
blog.isi-dps
gurupendidikan
babatpost
sheknows
jagatreview
bibliotika

No comments:

Post a Comment