6 February 2017

TIPS MENYELIPKAN PUISI, LAGU DAN KALIMAT BIJAK DALAM TULISAN

TIPS MENYELIPKAN PUISI, LAGU DAN  KALIMAT BIJAK DALAM TULISAN
Dalam sebuah karya tulis baik fiksi maupun non fiksi, kita sering menemukan puisi, lagu dan kalimat bijak yang diselipkan untuk mempercantik sekaligus menguatkan kesan rasa bagi pembaca. Kali ini Smart Writer akan mengajak kamu menyelami keindahan puisi, lagu dan kalimat bijak dan bagaimana menyelipkannya dalam karya tulis yang kamu tulis. 

A.    Puisi
Puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poet, bermakna orang yang mencipta sesuatu lewat imajinasi pribadi (Wikipedia).
Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait serta penuh dengan makna. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang hendak disampaikan. Suatu karya puisi yang baik memiliki makna yang mendalam, makna yang diungkapkan dengan memadatkan segala unsur bahasa. Bahasa pada puisi menggunakan bahasa yang ringkas  namun penuh makna dan mengandung banyak pengertian (www.softilmu.com).

Dalam sebuah karya sastra, puisi sering dijadikan prolog dan atau epilog baik diselipkan dalam bab atau menjadi prolog dan epilog keseluruhan isi buku. Berikut beberapa fungsi puisi dalam sebuah karya sastra :
1.      Menguatkan atau sebagai penegasan dari tulisan yang kita buat
2.      Mempercantik keseluruhan isi tulisan dengan memberi sentuhan seni tulis kaya makna
3.      Menyampaikan makna tersirat dari tulisan
4.      Menimbulkan kesan rasa bagi pembaca
5.      Memperhalus pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca

Setelah menulis sebuah tulisan, ada kalanya kamu merasa ada sesuatu yang kurang, semacam perasaan bahwa pesan yang ingin Kamu sampaikan kurang kuat. Puisi bisa mewakili dan membantumu menyampaikan maksudmu tersebut. lalu bagaimana menempatkan puisi agar bisa mempercantik tulisanmu ?

Berikut tips-tips dari Smart Writer :
     1.      Bacalah keseluruhan isi karya tulismu, gambarkan keseluruhan amanat yang ada di pikiranmu.

      2.      Buatlah sebuah puisi yang mewakili isi dari tulisanmu.
Untuk membuat puisi, tentu kamu harus mengonsep dan menuangkannya dalam lembaran tersendiri. Setelah dirasa cocok, baru gabungkan dalam karya tulismu.
Jika kamu menempatkan puisi di awal tulisan, maka puisi tersebut merupakan pengantar dari tulisanmu tetapi jika kamu tempatkan di akhir tulisan, maka puisi tersebut biasanya merupakan semacam penguat kesimpulan dari isi tulisanmu.

      3.      Perhatikan porsi penempatan puisi dalam karya sastra.
      Ditinjau dari jenis tulisan, secara umum kita mengenal dua jenis, yaitu fiksi dan non fiksi. Jika dalam nonfiksi yang menggunakan bahasa baku, maka puisi jarang diselipkan, namun jika nonfiksi dengan bahasa sehari-hari dimana penulis seolah bercakap-cakap dengan santai kepada pembaca, maka puisi bisa diselipkan di beberapa bagian tulisan namun penggunaan puisi dibatasi tidak terlalu banyak. Dua sampai tiga dianggap ideal dari keseluruhan isi buku. Panjang puisi disini juga harus diperhatikan. Dua sampai tiga bait dianggap cukup untuk mewakili isi dari karya tulis nonfiksimu.

Sedangkan dalam karya sastra fiksi, kamu bisa menyelipkan banyak puisi singkat bahkan di tengah-tengah tulisan sekalipun. Puisi di sini bahkan bisa dijadikan aksesoris misalnya sebagai surat antar tokoh dalam karya fiksi. Perhatikan juga jika kamu ingin menyelipkan banyak puisi, maka usahakan batasi panjang puisimu. Jangan sampai menggunakan puisi yang panjang-panjang di berbagai tempat karena akan mengurangi keindahan karya satra fiksi tulisanmu.  Puisi yang diselipkan dalam tulisan fiksi pun ditulis seolah mewakili perasaan hati si tokoh dan harus disesuaikan dengan karakter tokoh dalam ceritamu ya.

Berikut contoh penyelipan puisi dalam sebuah buku non fiksi

Cantik…kuremuk segenap jiwa
Kupangkas segenap rasa
Kusinsing segala upaya
Kuberlari mencarimu, mengejarmu

Di setiap lembah kusingkir duri
Di setiap onak kusibak badai

Namun, apa daya…dirimu tak jua hadir
Bahkan bayangmu pun enggan menyapa

Duhai Pengusik Cintaku…
Kemana lagi harus kulebur rindu ini?
Lalu sebisik suara menyentuhku

Lihat, lihatlah aku disini
Mengapa kau lelah mencariku
Aku disini menunggumu

Dan, kuterpana pada ruang hatiku sendiri yang
Berbisik
Tampak kau disana
Dengan senyum membuka sayapmu
Lalu memelukku

Puisi ini diselipkan sebelum prolog dalam buku 99% CASSH karya Riawani Elyta, Risa Mutia, dr. Maya Suryanti dkk. Sebuah buku yang membahas tentang makna cantik dan berbagai tips untuk mencapai makna kecantikan sesungguhnya.

Dalam buku ini hanya diselipkan satu buah puisi untuk mewakili keseluruhan isi buku sehingga puisi yang diselipkan bisa cukup panjang.  Puisi ini merupakan pengantar isi buku secara garis besar sehingga pembaca bisa menangkap tujuan penulisan buku.

B.     Lagu
Dalam banyak karya sastra, penambahan syair-syair atau lirik lagu sering diselipkan. Seolah bagai soundtrack yang mengiringi sebuah film, begitu juga fungsi lagu dalam sebuah tulisan. Banyak lagu dari berbagai jaman yang bisa kamu gunakan untuk mempercantik dan memberi sentuhan untuk membawa pembaca karyamu untuk lebur dalam rangkaian kalimat yang kamu jalin. 

Berikut beberapa tips dari Smart Writer tentang bagaiamana menyelipkan lagu dalam tulisanmu :

      1.      Pilihlah lagu yang sudah dikenal luas dan dikenal baik dari segmen pembaca yang kamu tuju
     2.      Kamu bisa memasukkan seluruh lirik lagu ataupun memenggal lirik lagu yang akan kamu gunakan, tetapi pastikan menulis judul lagu, penyanyi bahkan pencipta lagu tersebut untuk menghormati karya cipta dari lagu tersebut
     3.      Jika kamu menyelipkan lagu dalam tulisan nonfiksi modern, maka berikan semacam pengantar agar pembaca tidak merasa terkejut dengan selipan lagu di tengah-tengah tulisan. Misalnya setelah kamu memberi ulasan panjang lebar dari sebuah tema, maka kamu bisa menuliskan misalnya seperti contoh di bawah ini :

…..Hmm, kita sudah membahas panjang lebar tentang manfaat memberi. mari rehat sejenak yuk. ada sebuah lagu indah milik…….yang judulnya………
Tiap kali mendengar lagu ini, saya menjadi semakin menyadari pentingnya untuk selalu berbagi.

Setelah memberikan pengantar, maka kamu bisa menulis lirik lagu yang kamu maksud.

Hampir senada dengan karya nonfiksi, dalam karya fiksi pun, kamu bisa memberikan pengantar dari penyelipan sebuah lagu. Bedanya pengantar di sini tidak mewakili penulis melainkan mewakili tokoh dalam cerita yang kamu buat.

Pada akhir mozaik 15, novel Edensor karya Andrea Hirata, diselipkan penggalan lirik lagu Snow on The Sahara milik penyanyi Anggun C.Sasmi.

…kami sering iseng menanyakan pada orang Prancis apakah mereka mengenal Anggun.”La Neige au Sahara!” pekik mereka. Semua orang menegnal perempuan Jakarta nan hebat itu. Jika aku belajar sampai dini hari dan radio-radio FM Paris mengudarakan lagu “La Niege au Sahara” aku berhenti membaca, kututup bukuku, kupejamkan mataku.

si  la poussiere tes reves de lumiere
je serai la tune, ton repere
et si le soleil nous brule
je prierai qui tu voudras
pour que tombe la neigi au Sahara

jika harapanmu hancur berkeping – keeping
aku akan menjadi bulan yang menerangi jalanmu
matahari bisa membutakan matamu
aku akan berdoa pada langit
agar salju berderai di Sahara

suara anggun membawaku melayang. Aku teringat akan bangsaku…………..dan seterusnya

Di sini penulis menggambarkan bagaimana situasi rasa sehingga penggalan lirik lagu yang diselipkan pada tulisannya menguatkan apa yang dirasakan dan mengajak pembaca semakin lebur dalam cerita yang dibaca.

C.     Kalimat bijak
Pada beberapa buku terutama buku non fiksi, sering kita temui kalimat bijak atau kutipan dari kata-kata tokoh yang telah dikenal luas dan digunakan juga sebagai penguat dari isi tulisan secara umum. Penempatan kalimat bijak ini umumnya di awal atau akhir uraian dari sebuah bab. 

Berikut tips-tips menyempilkan kalimat bijak pada sebuah buku :
       1.      Carilah kalimat bijak yang benar – benar mewakili isi uraian
      2.      Tuliskan nama tokoh tersebut di bawah kutipan tersebut dan jika tokoh tidak dikenal cukup tuliskan anonim
Tetapi jika itu kalimat bijakmu sendiri, kamu tidak perlu menuliskan asal muasal kutipan tersebut
     3.      Usahakan kalimat bijak tersebut tidak terlalu panjang namun memberikan kesan yang dahsyat sebagai pengantar atau penutup dari sebuah uraian.

Berikut beberapa contoh kalimat bijak yang terdapat dalam buku nonfiksi terbaru karya Riawani Elyta dan Shabrina WS berjudul Karena Hidup Hanyalah Sebuah Persinggahan, dimana hampir seluruh kalimat-kalimat bijak dalam buku tersebut, adalah karya kedua penulis sendiri :

“Di jalan terjal berliku,
air mata hanya akan mengaburkan langkahmu“

“Sejauh apapun engkau berjalan,
keluarga adalah rumah terindah untuk kembali pulang”

“Terlalu sibuk menilai jalan orang lain
akan melalaikanmu terhadap langkah sendiri”


Sempilan puisi, lagu dan kalimat bijak  bisa membuat tulisanmu semakin bernilai, jadi jangan ragu untuk memberi sentuhan – sentuhan khasmu dengan porsi yang pas. Ini akan menjadikan bukumu sarat makna nan indah untuk dipersembahkan kepada seluruh pembaca di luar sana.

*******
Riawani Elyta
Risa Mutia

1 comment:

  1. Halo kak, saya mau tanya. Kalo menulis cerpen terus kita mengutip sebait lagu Jawa, apakah perlu diterjemahkan?
    Jika diterjemahkan bagaimana cara menuliskan catatan kakinya?
    Apakah perlu di akhir cerpen/halaman terakhir buku kita tulis terjemahannya? Bagaimana contoh penulisannya? Makasih

    ReplyDelete