Ketika
kita menulis sebuah karya sastra baik cerpen, novel hingga roman, maka kita
akan selalu menulis deskripsi. Deskripsi adalah satu kaidah upaya pengolahan
data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan
agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri
(Wikipedia).
1. Paragraf
deskripsi menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2. Melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan,
penciuman, pengecapan, dan perabaan).
3. Menjelaskan ciri-ciri fisik dan sifat objek
tertentu seperti warna, ukuran, bentuk, dan kepribadian secara terperinci
4. Banyak ditemukan kata-kata atau frase yang
bermakna keadaan atau kata sifat.
Paragraf deskripsi dapat dikembangkan lagi menjadi
3 jenis paragraf, yaitu paragraf deskripsi spatial, subjektif dan objektif. Deskripsi spatial menggambarkan atau
melukiskan suatu objek yang berupa ruang atau tempat. Deskripsi subjektif berisi gambaran atau lukisan objek yang
didasarkan tafsiran atau kesan perasaan penulisnya. Penulis menggambarkan objek
tersebut dengan opini atau kesan pribadinya. Deskripsi objektif adalah suatu paragraf yang menggambarkan atau
melukiskan suatu objek tertentu secara apa adanya sehingga pembaca dapat
membayangkan keadaan yang sebenarnya pada objek tersebut. Paragraf ini tidak
disertai dengan opini atau kesan penulis.
Bagi
sebagian penulis, menulis sebuah deskripsi bisa jadi amat mudah, namun ada juga
penulis yang mengalami kesulitan ketika akan menuliskan sebuah deskripsi dari
sebuah kondisi dan situasi. Kesulitan yang dimaksud disini bukan dalam arti menerjemahkan
sebuah situasi dan kondisi ke dalam kalimat yang bisa diresapi pembaca sehingga
pembaca bisa menangkap kesan yang sama seperti yang ingin disampaikan penulis,
namun bagaimana menulis deskripsi yang efektif, tidak mengandung kemubaziran
dan secara tepat memang dibutuhkan untuk menguatkan jalan cerita.
Deskripsi
sendiri merupakan salah satu bagian terbesar dan terbanyak yang digunakan dalam
sebuah karya sastra. Deskripsi sering dipakai sebagai pengantar dialog antar
tokoh, Dipakai di awal bab, di tengah bab, di akhir bab dan di bagian-bagian
yang membutuhkan penggambaran tentang sesuatu.
“ Di rak bawah, satu set buku yang seragam tampaknya
sama sekali tidak meiliki judul. Setelah menepis debunya, Will bisa melihat
bahwa sampul-sampul itu berwarna merah gelap keunguan, dan ada kilauan lemah
cahaya yang mirip bintang terpasang di tiga titik simetris di setiap buku.”
(Penggalan dari novel fantasi Deeper)
“Bau lumut yang lembab terendus oleh hidungku saat
Karim membuka pintu yang menampakkan tangga goyah menuju ruang bawah tanah.
Kami melangkah satu – persatu. Tangga itu berderak saat Baba melewatinya. Saat
berdiri di tengah hawa dingin yang menyelimuti ruang bawah tanah itu, kurasakan
berpasang – pasang mata yang berkedip dalam kegelapan memeperhatikanku. Aku
bisa menangkap siluet tubuh – tubuh mereka yang berkumpul di sudut ruangan,
bayangan yang terbentuk karena redupnya cahaya satu-satunya lampu minyak kecil
yang menerangi tempat itu. Terdengar bisikan-bisikan lirih, diselingi suara
tetesan air, dan suara lainnya, suara garukan.”
(Penggalan dari novel The Kite Runner)
Terlihat
jelas dari dua contoh paragraf di atas, pembaca diajak melibatkan panca
inderanya untuk menangkap apa yang digambarkan penulis. Mulai dari visual oleh
mata, suara yang terdengar oleh telinga, bau oleh hidung, kondisi panas dingin
temperatur oleh kulit, dan pada contoh paragraf deskripsi yang lain kadangkala
menggambarkan rasa pada lidah.
Yuk kita lanjut menyimak tips –
tips dari Smart Writer
untuk membuat kalimat
deskripsi yang tepat berikut
ini :
1. Tentukan
situasi dan kondisi yang ingin digambarkan
Apa yang dilihat, apa
yang dibaui, apa yang didengar, apa yang dirasakan. Misalnya penggambaran
suasana luar ruangan dengan suara desir angin, maka desir angin bisa
digambarkan dengan suara denting daun yang tertiup, dingin kulit yang tertiup
angin, gemerisik daun yang terlihat oleh mata hingga bau segar dedaunan yang
tertiup angin. Itu semua bisa digambarkan dengan indah dan jelas.
2. Tentukan
apa yang dialami sang tokoh dalam situasi dan kondisi tersebut
Setelah menguatkan unsur
rasa yang ditangkap oleh panca indera manusia, maka langkah selanjutnya adalah
menggambarkan rasa dan emosi apa yang dirasakan tokoh dalam karya sastra
tersebut.
Misalnya dalam situasi
di atas, misalnya sang tokoh merasa bahagia, maka bisa digambarkan dengan
ekspresi senyum terkembang dari sang tokoh, mata terpejam sembari menikmati
suasana tersebut.
3. Miliki
ikatan emosi dengan deskripsi yang kamu
tulis
Bacalah deskripsi yang kamu buat, dan rasakan
apakah Kamu merasa nyaman setelah membacanya. Jika merasa janggal, maka ikatan
emosi belum terbangun dan akan sulit menyampaikan apa yang benar-benar ingin kamu sampaikan kepada
pembaca.
Penting untuk memiliki
ikatan emosi dengan deskripsi yang kamu
tulis dan merasa bahwa deskripsi tersebut telah benar - benar tepat untuk
menguatkan tulisanmu.
4. Rajin
mengamati
Deskripsi membutuhkan
detil dan detil dibangun dari pengamatan dan pengalaman. Jadi rajin – rajinlah
mengamati detil pada banyak lingkungan dan perbanyaklah pengalaman dari membaca
dan menonton.
5. Membaca
ulang dan mengedit bagian yang tak penting
Di salah satu bab
pelajaran Bahasa Indonesia ketika kita bersekolah di tingkat sekolah menengah,
ada pelajaran tentang menemukan bagian yang kurang nyambung dalam sebuah
paragraph dan membuang bagian tersebut. Begitu juga ketika kita membuat sebuah
paragraf deskripsi. Ada kalanya, penulis menuliskan deskripsi dengan sangat
detil dan panjang lebar. Di satu sisi, hal tersebut penting, namun di sisi lain
bisa jadi sangat membosankan bagi sebagian pembaca. Jadi adalah penting untuk berlatih
menulis deskripsi dengan efektif dan membangun penggambaran yang efektif untuk
mendukung hasil karyamu ya.
Peran
penting sebuah deskripsi dalam sebuah karya memang tak perlu dipertanyakan
lagi. Dan tak kalah penting adalah bagaimana menulisnya, menempatkannya di
bagian yang tepat sehingga kehadiran deskripsi tersebut akan sesuai fungsi dan
perannya dalam sebuah karya sastra. Mari terus menulis dan memberi sentuhan
deskripsi yang manis pada tempat yang tepat di dalam hasil karyamu ya.
Selamat
menulis.
Risa Mutia
Tips tips yg menarik.
ReplyDeleteCoba dipraktekkan nanti.
Tfs
Tips tips yg menarik.
ReplyDeleteCoba dipraktekkan nanti.
Tfs
kece banget kak tipsnya, jadi panduan aku nulis cerpen nih
ReplyDeleteIni pelajaran awal saat jadi jurnalis :)
ReplyDeleteBerguna banget saat bercerita untuk blog