2 May 2016

MELEBURKAN SENSE OF WRITING DENGAN TEKNIK MENULIS



MELEBURKAN SENSE OF WRITING DENGAN TEKNIK MENULIS
Pada artikel sebelumnya, kita sudah membincang Sense of Writing – Mengasah Rasa dalam Tulisan. Pada artikel kali ini pula, kita akan berbincang tentang bagaimana meleburkan Sense of Writing dengan Teknik Menulis.

Niat menulis novel seringkali diikuti sejumlah keraguan. Misalnya, mampukah saya menyelesaikan novel dalam rentang waktu yang sudah saya targetkan?  Akankah novel ini layak diterbitkan? Akankah kelak disukai / laku di pasaran? manakah yang harus didahulukan, kreatifitas dan imajinasi, ataukah teknis dan sistematika penulisan? 

Hal ini sangat wajar, mengingat menghasilkan sebuah novel yang bisa diterima kalangan luas bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Butuh intuisi yang tinggi untuk bisa meraba selera pasar. Segmen pembaca sangatlah luas sehingga tidak mungkin mewawancarai para penikmat buku satu – persatu untuk mengetahui selera mereka. Selain itu, selera seseorang ketika menikmati sebuah bacaan banyak dipengaruhi berbagai kondisi, misalnya mood saat membaca buku, pengalaman hidup, sifat atau karakter sampai cara memandang kehidupan itu sendiri. 

Namun, tetap ada celah untuk bisa memenangkan hati para penikmat buku, sehingga bisa melahirkan buku-buku bagus sekaligus bestseller. Lalu, bagaimana kiat menghasilkan novel yang sesuai target dengan menyandingkan kreatifitas milik si otak kanan dengan si otak kiri yang sistematis? Berikut beberapa langkah sederhananya :

1.    Buatlah premis dan outline novel dengan lengkap (meliputi semua unsur intrinsik sebuah novel)
Ibarat bangunan, buku / novel dibangun dari kerangka yang kuat. Gambaran luas dan menyeluruh tentang awal, jalan cerita hingga penyelesaian konflik harus dituliskan terlebih dulu secara singkat dan padat sebelum menulis keseluruhan novel.

 
2.        Penggambaran karakter tokoh pun harus kuat dan detil, tokoh itu harus dilahirkan. Siapkan list berisi karakter utama meliputi sifat, hubungan dengan tokoh lain, tempat tanggal lahir, golongan darah, hobi, pekerjaan, perannya dalam cerita tersebut hingga nasibnya di akhir cerita.

3.      Tuliskan secara singkat pembukaan novel, masalah, klimaks, anti klimaks dan penyelesaian masalahnya sebagai panduan penulisan novel (sinopsis).


 4.         Selipkan pesan moral, pelajaran yang bisa diambil, hikmah lewat dialog yang cerdas antar tokoh dan keseluruhan jalan cerita yang mengalir natural.

5.         Tetapkan waktu penyelesaian bab per bab novel tersebut

6.  Ketika semua unsur teknis telah tersusun sistematis, pada saat itulah kita mengembangkan bab demi bab dengan imajinasi dan meniupkan sense of writing ke dalam novel kita. Buatlah novel kita hidup, bahkan biarpun tokoh – tokoh kita hanya rekaan, buatlah seolah – olah ia ada, lahir dan menjalani kehidupan di sebuah belahan dunia yang lain.

7.     Bangunlah dialog – dialog yang “hidup”. Jika perlu masukkan puisi, syair lagu dan kutipan untuk memperkuat cerita kita

8.         Tulislah tanpa mengeditnya. Biarkan tangan – tangan kita bergerak mengalirkan ide – ide kita ke dalam novel kita. Setelah selesai barulah kita mengedit sambil mencari kejanggalan dengan berpatokan pada kerangka yang kita buat. Apakah melenceng ataukah tetap pada relnya.

9.      Ketika kita mentok untuk mengalirkan kata – kata, cobalah berhenti sejenak, tarik nafas dalam dan melihat kembali ke kerangka yang kita buat, sambil merenung dan melihat sekitar, lalu teruskan menulis, bisa juga mencari referensi dengan membaca sumber lain.

10.  Pada saat menulis, abaikan sesaat lingkungan di sekitar kita, misalnya rumah yang berantakan, tugas yang menumpuk, jam yang terus bergerak, hewan – hewan yang berkeliaran, hutang/ cicilan yang belum dilunasi dan sebagainya. Fokuslah pada tulisan kita dan leburkan diri di dalamnya seolah – olah kita lahir untuk menulis, untuk menyampaikan ide – ide kita kepada dunia, untuk memberi pencerahan pada dunia, seolah kita adalah penulis hebat yang dilahirkan untuk mengubah dunia.

Sebuah pencapaian dimulai dari langkah pertama. Sebuah novel dimulai dari huruf pertama. Sesederhana apapun sebuah ide dan niat untuk menulis, tetaplah kuatkan tekad untuk bisa berkarya dan melahirkan ide-ide kita, hasrat kita, dan keinginan kita untuk berbagi secara positif.

Selamat menulis.
******

Riawani Elyta
Risa Mutia

1 comment: