20 February 2021

Tips Menulis Novel Urban Legend

 


Ada begitu banyak genre yang bisa kita pilih ketika akan menulis sebuah karya sastra. Salah satu genre yang hingga hari ini masih banyak disukai adalah yang berdasarkan legenda, atau yang berkembang dalam suatu kebudayaan. 

 

Masih ingat The Twilight series? Novel bestseller yang juga diangkat ke layar lebar ini ditulis berdasarkan legenda vampire atau drakula dan serigala jadi-jadian. Serigala jadi-jadian ini sendiri sangat lekat dengan suku Indian yang diceritakan dengan gamblang dalam novel dan film tersebut.

 

Jauh sebelum itu, pada tahun 1990-an, dari Taiwan, penulis Qiong Yao mengangkat legenda tentang rubah dalam serial “Putri Bunga Persik”. Walaupun tidak secara gamblang menjelaskan dengan detil tentang legenda ini, di akhir cerita, dikisahkan bahwa dua tokoh utamanya mengalami nasib tragis namun mereka bisa hidup bersama karena  berubah menjadi sepasang rubah.

 

Dari negeri ginseng, Korea, ada banyak serial yang diangkat dari legenda. Utamanya rubah ekor sembilan. Sebut saja “My Girl Friend is Gumiho” yang diperankan oleh Shin Min Ah dan Lee Seung Gie, “Gu Family Book” juga dengan Lee Seung Gie sebagai aktor utamanya berpasangan dengan Bae Suzy, hingga yang terbaru, serial dari Lee Dong Wook dan Kim Bum berjudul “Tale of the Nine Tailed”.

 

Dari Jepang, banyak anime yang didasarkan dari legenda atau urban legend yang laris manis. Sebut saja Mermaid Forest, Pom Poko, Yamishibai, dan The Tale of The Princess Kaguya. Masih banyak lagi kisah-kisah urban legend dan legenda yang diangkat ke cerita, bahkan hingga ke beberapa versi. Seperti misalnya legenda putri duyung. Yang diadaptasi ke berbagai cerita dari berbagai negara.

 


Mengangkat legenda ke dalam sebuah cerita memang memiliki keunggulan dan tantangan tersendiri. Keunggulannya karena kita telah memiliki hal yang dikenal banyak orang, sehingga lebih familiar sekaligus membangkitkan keinginan atau rasa penasaran calon pembaca untuk membaca karya kita. Sementara tantangannya adalah agar pembaca tidak kecewa dengan cerita yang kita tulis. Atau mampu memenuhi ekspektasi banyak pembaca. Bersyukur cerita tersebut terus mengusik rasa penasaran mereka sehingga bisa dilanjutkan pada seri-seri selanjutnya.

 

Jika ingin mengangkat cerita legenda sebagai unsur utama dalam kisah yang akan kamu tulis, yuk simak beberapa tips berikut ini :

 

1.         Pilih genre ceritamu

Secara umum, genre cerita yang sering diangkat dari legenda atau urban legend adalah romance, misteri hingga thriller. Atau bisa pula gabungan ketiganya. Biasanya jika kita ingin menyelipkan romance atau malah romance yang menjadi genre utamanya, kita bisa menyandingkan tokoh utama yang merupakan manusia normal dengan manusia yang berangkat dari urban legend atau legenda tersebut. Atau bisa pula sebaliknya.

 

2.         Pelajari dengan baik legenda tersebut. Usahakan mendapatkan referensinya dari berbagai sumber.

Ada banyak sumber referensi tentang sebuah legenda. Karena biasanya cerita ini diceritakan secara turun-temurun, tentunya ada perbedaan, penambahan, pengurangan dari cerita aslinya. Jadi, kita bisa melihat, membandingkan dan memilih versi cerita mana yang akan kita angkat. Legenda dalam cerita yang kita bangun adalah pondasi dari cerita kita.  

 

Sementara pengembangannya, tokoh-tokoh tambahan di dalamnya bisa kita sesuaikan dengan cerita yang akan kita tulis. Memasukkan unsur-unsur misteri yang berangkat dari legenda itu sendiri bisa menjadi hal-hal mengejutkan sekaligus konflik-konflik yang akan memperkaya cerita. 


 

Oleh karenanya, temukan hal-hal tak umum dari sebuah legenda. Misalnya legenda terkenal dari negeri gajah putih, Mak Nae. Saking terkenalnya urban legend ini, ada lebih dari 15 film yang mengadaptasi ceritanya.

Ceritanya terjadi di zaman pemerintahan Raja Mongkut (1851-1868). Saat ini Bangkok masih disebut “Venesia dari Timur Jauh”. Terdapat pasangan suami istri, sang istri yang dipanggil “Nak” menikah dengan pemuda yang dipanggil “Mak”. Suatu ketika suaminya dipanggil  pergi berperang sementara istrinya dalam kondisi hamil. Sayangnya sang istri meninggal dunia bersama anak di dalam kandungannya. Seperti yang diyakini oleh bangsa Thailand bahwa seseorang yang meninggal dengan anak di dalam kandungannya menciptakan semangat jiwa yang kuat sehingga ia menjadi hantu.

Ia kemudian mengambil bentuk manusia dan menunggu suaminya kembali. Mak yang tak tahu tentang kematian istrinya kembali ke rumah dan hidup bersama “istrinya”. 

 

Dalam contoh di atas, tentunya penulis bisa menggali tentang kehidupan Nak sebelum meninggal, siapa dia, siapa suaminya. Bagaimana ia bertemu suaminya. Kesetiaannya, janji sucinya untuk suaminya dan masih banyak lagi. Sementara tentang  bagaimana pengembangan cerita ini, penulis bisa menambahkan banyak hal, seperti bagaimana kehidupan keluarga ini setelah suami pulang dari perang, penggunaan alur maju mundur untuk menggambarkan kisah suami istri ini, dan bagaimana akhir kisah yang ingin diangkat.

Apakah sang suami bertemu wanita yang mirip istrinya, sebagai “reinkarnasi” atau janji suci istrinya yang sangat setia. Atau suaminya merelakan istrinya agar pergi dengan damai. Dan seterusnya. Semakin banyak referensi yang kita miliki, akan menambah kekayaan cerita yang kita buat.

 

3.        Bersiap membangun tokoh yang “unik”

Cerita yang diangkat dari legenda atau urban legend tentu memiliki tokoh yang tidak biasa. Misalnya saja manusia serigala, siluman, grim reaper, makhluk jadi-jadian, tokoh dengan kekuatan super, manusia abadi, hantu, rubah ekor sembilan, drakula, putri duyung, dan masih banyak lagi.

Dalam cerita semacam ini, konflik yang terjadi tentu akan sangat beragam. Karena melibatkan pertarungan kekuatan yang tak biasa. Kita bisa membuat cerita yang sangat kaya dan kompleks dengan pengembangan imajinasi yang besar. Bisa saja setelah kita memilih urban legend yang diangkat dan tokohnya yang sudah memiliki kekuatan yang melekat, lalu kita tambahkan kekuatan lainnya sesuai jalan cerita yang kita miliki. Misalnya selain kemampuan bertarung, tokoh tersebut memiliki kemampuan membaca pikiran.

 

4.        Berpikir out of the box

Cerita yang didasarkan dari legenda dan urban legend tentunya memiliki jalan cerita dan tokoh yang tak biasa. Jadi ketika membuatnya pun, kita harus berpikir out of the box. Tetapi walaupun jalan ceritanya out of the box, usahakan untuk tetap menyampaikan pesan atau amanatnya dengan jelas. Tetap berikan “nilai” dari cerita yang kita tulis sehingga tak hanya sekedar menjadi hiburan semata.

Namun ada hal lain yang harus kita perhatikan yakni tentang penggunaan waktunya. Jika kita menggunakan alur maju mundur alias campuran, usahakan tetap konsisten supaya tak membingungkan. 


 

Misalnya kita ingin membuat cerita yang berangkat dari sebuah urban legend di Inggris.

Pada bulan April 1831, seorang pensiunan pengacara, satu orang putrinya, dan tiga pelayan pindah ke sebuah rumah tua yang dikenal sebagai “Hotwell” di dekat kota Bristol, kota yang adanya di barat daya Inggris. Kurang dari dua minggu kemudian, dua pelayan mereka pergi, mengeluh kalau rumah itu ada hantunya. Mereka mengaku dihantui seekor anjing hitam dan kera yang besar.

Ini adalah peristiwa yang terjadi pada April 1831. Lalu kita ingin membuat cerita yang bergulir pada tahun saat ini, maka kita bisa menulis, 190 tahun kemudian, pada April 2021, dan seterusnya. Lalu cerita bisa bergulir bolak-balik pada kedua setting waktu tersebut.

 

5.        Berikan akhir kisah yang “pantas”

Banyak cerita yang diangkat dari legenda atau urban legend yang berakhir tragis. Walaupun kita tetap bisa memilih akhir cerita yang menyenangkan atau happy ending. Hal ini tentu sesuai dengan perjuangan tokoh di dalam cerita yang kita tulis. Katakanlah setelah pertarungan yang sangat berat agar bisa tetap hidup, tokoh utama yang berupa makhluk setengah manusia sangat ingin hidup bersama tokoh yang berupa manusia dan bercita-cita menjadi manusia yang sesungguhnya.

Agar adil, tentu kita bisa menambahkan akhir cerita bahwa pada akhirnya mereka bisa bersama setelah tokoh setengah manusia ini kemudian bisa berubah menjadi manusia ataupun sebaliknya. Apapun akhir cerita yang kita pilih, pastikan memberikan akhir yang “pantas” untuk perjuangan tokoh-tokoh kita yang umumnya jauh lebih berat daripada manusia “biasa”.

 


Tentunya kita akan menemui dan mengalami petualangan rasa yang sangat kompleks saat memutuskan untuk menulis sebuah cerita yang diangkat dari sebuah legenda atau urban legend. Namun hal ini bisa menjadi hal yang sangat menantang karena harus berpikir melebihi hal-hal yang lazim kita temui dalam keseharian kita.

 

Bagi kamu yang menyukai tantangan lebih, tak ada salahnya mencoba berpetualang menulis cerita berdasarkan legenda yang berkembang di berbagai belahan dunia.

 

Selamat menulis dan bersiaplah berpetualang ya.  

 

Sumber :

urbanlegend.id

idntimes.com

cerpin.com

adts-dramaworld.blogspot.com

darkshadowsnews.blogspot.com

shin-minah.blogspot.com

googeli.blogspot.com

No comments:

Post a Comment