19 April 2021

Tips Menulis Novel Bertema “Penjelajah Waktu”

 


Novel-novel bertema “penjelajah waktu” selalu menarik perhatian dan menimbulkan rasa penasaran. Gabungan antara fantasi dengan tema-tema yang menarik seperti humanisme atau kemanusiaan, romance, misteri hingga thriller menjadi perpaduan yang menarik untuk dieksplorasi. Tidak hanya bagi pembaca nantinya, bagi para penulis pun, ketika mengangkat tema ini, menjadi sebuah tantangan yang menarik.

 

Saking menariknya tema ini, banyak sekali sineas yang tertarik mengangkatnya ke dalam film anime ataupun film layar lebar. Kita tentu telah mengenal “The Terminator” yang film pertamanya tayang di tahun 1984. Aktor kawakan Arnold Schwarzenegger bersama Michael Biehn dan Linda Hamilton didaulat sebagai pemeran utama untuk film ini. Tema film ini adalah tentang keadaan bumi di tahun 2029 dimana telah banyak terjadi kerusakan akibat ulah robot. Hal ini ditentang oleh John Connor, seorang jaksa beserta para pasukannya. Seorang robot jahat lalu dikirimkan ke tahun 1984, untuk membunuh Sarrah Connor, ibu dari John Connor untuk mencegah John Connor lahir.

 


Seri film ini terus berlanjut hingga menjadi total 6 film dan 1 serial TV, yakni The Terminator (1984), Terminator 2: Judgement Day (1991), Terminator 3: Rise of The Machines (2003), Serial TV Terminator: The Sarah Connor Chronicles (2008-2009), Terminator Salvation (2009), Terminator Genisys (2015) dan yang terbaru Terminator:Dark Fate (2019).

Lalu ada film Back To The Future yang mengeluarkan tiga film. Ada pula The Butterfly Effect (2004), Donnie Darko (2001), Looper (2012), Source Code (2011), Prince of Persia: The Sands of Time (2006), Hot Tube Time Machine (2010), Click (2006), Predestination (2014), Project Almanac (2014), Primer (2014), Triangle (2009), 1408 (2007), Doraemon: Stand By Me (2014) hingga The Jacket (2005).

 


Bagi penggemar drakor, tema ini juga sering diangkat. Sebut saja yang terbaru, Mr Queen, tentang jiwa seorang koki di masa kini yang masuk ke dalam tubuh ratu di tahun 1800 an. Lalu ada pula serial Live Up To Your Name, yang berkisah tentang seorang tabib akupuntur dari masa Joseon yang terpental ke tahun 2017. Kisah ini mengangkat seorang tokoh sejarah nyata dalam dunia kedokteran Korea.

 


Sementara novel bertema “penjelajah waktu” juga banyak yang diminati. Sebut saja The Time Machine yang terbit di tahun 1895. Sebuah novel yang sudah berusia lebih dari 100 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tema ini begitu menarik hingga penulis di masa itu pun sudah mengangkat tema ini. Buku ini ditulis oleh H.G Wells. Lalu ada buku The Time Traveller’s Wife. Bercerita tentang tokoh utama bernama Henry de Tamble yang memiliki kelainan genetis hingga ia harus melakukan perjalanan waktu secara acak. Hal ini membuat kehidupan pernikahannya dengan sang istri, Claire menjadi tidak nyata dan makin lama semakin membingungkan. Novel ini juga telah diangkat ke layar lebar dengan pemeran Eric Bana dan Rachel McAdams.

 


Ada pula novel yang berjudul Miss Peregrine’s Home Peculiar Children. Novel ini mengangkat kisah tentang Jacob Portman, seorang remaja berusia 16 tahun. Jacob pergi ke sebuah pulau misterius untuk mengikuti petunjuk yang diberikan kakeknya sebelum meninggal. Di pulau tersebut, Jacob menemukan sebuah asrama berisi sekumpulan anak yatim piatu yang aneh. Jacob lalu menemukan sebuah portal menuju masa lalu yang membawa Jacob ke tahun 1940. Masuk ke dalam kategori New York bestseller di tahun 2012, novel ini merupakan novel anak-anak yang menarik.

 

Tak ketinggalan pula sang raja horor, Stephen King, yang mengangkat tema ini ke dalam novelnya yang berjudul 11/22/63. Bercerita tentang penembakan Presiden JFK di tanggal 22 November 1963. Sebuah peristiwa besar yang mengubah dunia. Dalam bukunya, King mengisahkan bagaimana jika hal tersebut tidak terjadi. Seorang guru bahasa Inggris meminta murid-muridnya menulis esai tentang sebuah peristiwa yang mengubah hidup mereka. Lalu ada sebuah esai yang sangat mencengangkan tentang betapa mengerikannya masa lalu sehingga dapat mengubah hidup orang lain menjadi jungkir balik. Dia pun terobsesi kembali ke masa lalu untuk mencegah penembakan tersebut terjadi. King dengan sukses membawa pembaca ke awal tahun 1960-an dan menjadi novel dengan tema “penjelajah waktu” yang bisa dipercaya.


Selanjutnya ada novel dengan judul Timeline, Replay hingga City of Heroes. Film maupun novel yang mengangkat tema ini sering menajdikan kalimat tagline yang menjadi konsep pemikiran untuk ide tentang penjelajahan waktu itu sendiri. Yakni, “I wish I could turn back time”, seandainya saya bisa memutar waktu kembali. 


 

Apakah kamu penyuka tema ini dan berniat menulis tentangnya? Berikut tips-tips untuk menulis novel “penjelajah waktu” :

 

1.        Menentukan tema besar dalam sebuah novel

“Penjelajah waktu” merupakan salah satu unsur terbesar dari novel genre ini. Namun kita tetap harus menentukan tema besarnya. Kita bisa memulai dengan kalimat tagline, tentang sesuatu yang ingin diubah, baik di masa lalu maupun di masa depan karena sebuah peristiwa yang terjadi di masa saat ini. Namun jika hal tersebut berkaitan dengan masa depan, tentunya melibatkan adanya unsur “bisa melihat masa depan” selain dengan metode penjelajahan waktu.

Selanjutnya kita bisa menentukan peristiwa besar apa yang terjadi hingga butuh diperbaiki. Misalnya tentang kematian seseorang yang sangat dicintai. Maka tokoh utama bisa kembali ke masa lalu untuk mencegah terjadinya peristiwa tersebut. Dan ini bisa terjadi berkali-kali.

Bisa pula kita mengangkat tentang seseorang yang terlempar ke masa depan atau ke masa lalu. Lalu ia mendapat pelajaran tentang kehidupan masa kininya dengan pengalaman yang telah didapatkannya. Tema besarnya begitu beragam. Kita bisa memilih yang menurut kita paling kita kuasai tentunya.

 

2.        Perhatikan setting waktu dan deskripsi suasana

Menggunakan setting waktu yang berubah-ubah, tentunya menuntut kita mengetahui bagaimana kehidupan di masa tersebut. Misalnya kita menggunakan penjelajahan waktu ke masa lalu, maka kita bisa mencari informasi tentang kehidupan di masa tersebut karena sudah terjadi. Dan ini tentunya lebih akurat. Misalnya kehidupan di awal abad 20, dengan setting Jakarta misalnya. Di tahun tersebut, kita masih dalam masa penjajahan. Dan Jakarta saat itu belumlah bernama Jakarta, melainkan Batavia. Apa sarana transportasi yang digunakan, bahasa dan dialek yang digunakan, pakaian penduduknya, apa peristiwa besar yang terjadi di masa itu hingga kaitannya dengan tokoh utama dalam novel kita.

Atau kita ingin menuju ke masa depan. Untuk setting dengan masa depan, seandainya setting waktunya masih berada di kisaran perkiraan kehidupan manusia berdasarkan ilmu pengetahuan, maka kita bisa menggunakan perkiraan gambaran ini. Tetapi jika kita melompat ke tahun yang sangat jauh misalnya tahun 4044, maka kita harus menggunakan imajinasi sains kita tentang bagaimana kehidupan di tahun tersebut. Tetapi tentunya tahun yang kita angkat harus memiliki koneksi hubungan dengan tokoh utama kita.

 

3.        Tentukan portal waktunya

Alat apa yang digunakan, atau peristiwa apa yang membuat tokoh utama bisa terpental ke masa lalu atau ke masa depan adalah sesuatu hal yang harus kita pikirkan dengan baik. Dalam beberapa drakor, tokoh utamanya bisa terpental ke masa yang berbeda karena peristiwa yang hampir mengakhiri kehidupan mereka dan berkaitan dengan sungai atau danau.

Ada pula cerita yang menggunakan portal gerbang waktu. Bisa pula menggunakan alat tertentu. Kita bisa menentukan hal ini dan tentunya akan sangat berpengaruh pada jalan cerita kita nantinya. Misalkan saja penjelajah waktu yang tidak sengaja terlempar ke masa yang berbeda, lalu terjebak di dalamnya. Tentunya akan berbeda dengan penjelajah waktu yang memiliki kendali akan pemilihan waktu yang diinginkannya.

 

4.        Tetap hadirkan pesan moral yang kuat

Pada dasarnya ide tentang “penjelajah waktu” adalah sebuah fiksi ilmiah. Jadi walaupun kita telah menghasilkan cerita yang serealistis mungkin, hal ini tetaplah sebuah fiksi. Tetapi walaupun fiksi, pesan moral yang kuat akan menjadi hal penting dalam karya yang kita tulis.

Tentang bagaimanapun kita tak bisa mengubah sejarah, tak bisa menghindarkan sesuatu yang memang seharusnya terjadi, tentang menghargai waktu, menghargai orang-orang yang menyayangi kita, dan yang paling penting tentunya menghargai diri kita sendiri, hidup kita sendiri.

Semua pesan moral ini berkaitan erat dengan esensi kehidupan itu sendiri, yakni waktu. Hal inilah yang menjadi dasar dalam pembuatan cerita yang berkaitan dengan penjelajahan waktu.

 

Memadukan fiksi sains tentang penjelajahan waktu dengan cerita yang tetap menghadirkan pesan yang kuat dan jalan cerita yang menarik menjadi hal penting dalam mengangkat sebuah novel dengan tema ini. Namun, semuanya akan terbayar manakala cerita kita disukai banyak pembaca.

 

Selamat menulis ya.

 

Riawani Elyta

Risa Mutia


Sumber :

jogja.idntimes. com

ellencony.com

kaskus.co.id

shockya.com

cinehorizons.net

themoviedb.org

giantfreakinrobot.com

cgmagonline.com

 

 

 

 

 

 

1 comment:

  1. Nah, iya. PR besar untuk bikin cerita penjelajahan waktu ini portal waktunya. Gimana caranya bisa logis dalam semesta ceritanya. Thx atas sharing-nya, Mbak

    ReplyDelete