13 August 2020

Tips Menulis Deskripsi dalam Fiksi

 


Maycomb adalah sebuah kota tua yang kelelahan saat pertama kali aku mengenalnya. Saat musim hujan, jalanan berubah menjadi kubangan lumpur merah; semak tumbuh di trotoar, gedung pengadilan melesak di alun-alun. 

Dahulu, cuaca terasa lebih panas; bagal kerempeng kepanasan yang menghela kereta Hoover mengibas-ngibas lalat dalam bayangan pohon ek di alun-alun. Kerah baju kaku kaum lelaki tampak lusuh pada pukul sembilan pagi. Kaum wanita mandi sebelum tengah hari, setelah tidur siang pukul tiga, dan saat senja tiba mereka menyerupai kue teh lembut yang berlapis keringat dan bedak wangi.

(Novel “To Kill A Mocking Bird” karya Harper Lee halaman 19-20)


Benteng Merah berdiri kokoh di tepi Yamuna. Dikelilingi dinding-dinding batu setinggi lima puluh langkah dan lebar enam langkah, benteng ini merupakan pusat kerajaan Ayah. Di permukaan batu ubinnya, melangkah para ningrat dan budak. Barisan prajurit berlatih tanpa henti di halaman, sementara ratusan perwira berdiri di atas benteng pertahanan. Meriam-meriam menyembul dari gerigi-gerigi dinding.

(Novel “Taj Mahal” karya John Shors halaman 25)

 Untuk beberapa minggu kemudian, salju turun bersama hujan. Suatu waktu, seluruh Yenan terendam. Karena hujan tanah berubah menjadi rawa. Tanah kering menjadi lumpur. Teko dan mangkuk mengembang seperti kapal-kapal kecil di dalam kamar yang kebanjiran. Keeseokan harinya matahari terbit. Jalanan menjadi kering dan jejak kereta mnejadi keras seperti pisau. Ketika hujan turun lagi, jalanan seperti papan yang licin. Sepanjang jalan sepanjang satu mil ia harus membawa ubi rambat. Lan Ping tergelincir seperti badut sirkus.

(Novel “Madame Mao” karya Anchee Min halaman 185)

 Setelah kamu membaca tiga paragraf di atas, apa yang kamu lihat? Ya, ketiga paragraf di atas merupakan deskripsi yang menggambarkan keadaan sebuah tempat. Tempat yang menjadi latar belakang cerita. Kalimat-kalimat deskripsi  ini tersebar di banyak tempat di dalam sebuah karya fiksi. Keberadaannya sangat penting sebagaimana tata panggung dalam sebuah pertunjukan teater dan opera.

Baca : Pemilihan Tema dalam Fiksi

 Ia membantu pembaca memahami situasi yang dihadapi oleh tokoh dalam kisah hidupnya. Deskripsi juga membantu pembaca untuk membayangkan apa yang dia baca seolah-olah melihat sendiri, merasakan bahkan mengalaminya sendiri. Fungsi lain, deskripsi bahkan menjadi alasan bagi seorang tokoh untuk bertindak dan melakukan dialog kepada tokoh lainnya. Misalnya dalam contoh berikut.

 Niana mendapati rumahnya berantakan bak kapal karam. Piring-piring berserakan seolah baru melewati sebuah perjalanan laut yang barbar. Sementara sampah-sampah sisa makanan berhari-hari menyeruak, menyembul dan menghadirkan aroma yang memuakkan. Di beberapa sudut, tampak pula gelas-gelas kosong dengan sisa noda minuman di dalamnya. Niana masuk ke rumah dengan perasaan tak percaya. Di tengah seluruh situasi itu, mendadak suaranya menangkap suara tertawa dua gadis yang menumpang tinggal di rumahnya. Niana segera membuka pintu kamar tidur kedua gadis tersebut.

“Apa saja yang kalian kerjakan selama aku pergi hah?!”, kedua gadis itu tampak terperanjat, tak menyangka Niana akan muncul secepat itu. 

 Baca : Tips Penokohan Yang Melekat di Hati Pembaca

Menurut KBBI, deskripsi memiliki arti pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Jadi kalimat deskripsi merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk kalimat dan memiliki isi berupa pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.

 

 Ciri-ciri kalimat deskripsi :

  • Secara umum, set deskripsi berisi penjelasan tentang sifat fisik suatu objek.
  • Kalimat ini dirumuskan seolah-olah pembaca dapat merasakan apa yang dijelaskan oleh penulis.
  • Di dalamnya banyak menemukan ekspresi yang menunjukkan karakteristik atau keadaan suatu objek yang sedang dibahas.
  • Ini berisi representasi objek yang dibahas secara rinci.
  • Hal-hal yang dijelaskan biasanya dalam bentuk warna, ukuran, bentuk, rasa dan sifat lainnya.
  • Objek yang dijelaskan atau dijelaskan dapat dipahami dengan panca indera.

 Namun, dalam beberapa karya fiksi, ada kalanya kita menemui kalimat-kalimat deskripsi yang terlalu panjang. Bahkan hingga beberapa paragraf hanya untuk menggambarkan sebuah keadaan. Dalam situasi ini, penggunaan kalimat-kalimat deskripsi yang terlalu banyak akan membuat pembaca terjebak pada kebosanan, bahkan cenderung dilewati karena pembaca ingin membaca lanjutan jalan cerita.

Untuk menempatkan kalimat deskripsi sesuai tujuan penggunaan dan fungsinya serta menambah pemahaman pembaca namun tidak mengantarkan pembaca kepada kebosanan, berikut tips dari Smart Writer : 

  • Buatlah kalimat deskripsi yang pas

Deskripsi digunakan tidak hanya untuk menggambarkan situasi. Kalimat-kalimat ini juga digunakan untuk menggambarkan fisik para tokoh. Gunakan penggambaran ini secara pas. Tidak terlalu berlebihan, tetapi cukup untuk menggambarkan situasi atau gambaran fisik secara lengkap.

Katakanlah kita ingin menggambarkan seorang tokoh wanita yang menarik dimana ia berperan sebagai sahabat baik sang tokoh utama. Kita bisa menulis sebagai berikut.

 Jean, wanita berambut pirang dengan senyum yang khas. Ketika ia tersenyum, lesung pipit akan muncul di kedua pipinya. Ketika pertama bertemu dengannya, kau akan langsung menyukainya. Jean akan membuat siapa saja yang ada di dekatnya menjadi nyaman. Ia menampilkan kesan bersahabat, seolah semua orang adalah teman dekatnya.

 Bayangkan ketika menulis deskripsi ini, pembaca tidak sampai melewatkan bagian-bagian deskripsi yang ingin kita sampaikan. Bayangkan kita menjadi pembaca. Apakah secara umum kita akan melewatkan atau tetap membaca dengan penuh minat.

Kita juga bisa meminta orang lain untuk membaca karya fiksi kita, terutama pada bagian deskripsi untuk mendapatkan pendapat mereka. Jika memang mereka menemui kebosanan akibat deskripsi yang terlalu panjang, tetapi justru tak membantu dalam penggambaran yang ingin kita sampaikan, maka kita harus memilih deskripsi yang benar-benar penting saja.

 

  •  Hindari pembuatan deskripsi secara berturut hingga beberapa paragraf dalam penggambaran suatu keadaan

Sebagai penulis, kadang kita terjebak pada situasi ingin menggambarkan seluruh situasi dengan sangat jelas. Saya juga pernah beberapa kali menemui novel dengan pemaparan seperti ini. Ada yang melakukannya berurutan, bahkan hingga lebih dari empat paragraf untuk menggambarkan sebuah keadaan. Ada pula yang cerdas dengan menyelinginya dengan dialog dan tindakan tokoh.

Saat kamu menulis paragraf-paragraf deskripsi, pastikan agar pembaca tetap nyaman dan ingin membaca bagian tersebut hingga akhir. Untuk menghindari kebosanan, tentunya kamu bisa membagi atau menempatkan bagian-bagian deskripsi ini agar tak terlalu panjang dalam satu bagian saja.

Untuk membuat pembaca tetap ingin membaca kalimat dalam paragraf deskripsi yang kamu buat, kamu juga bisa meletakkan bagian atau kata kunci yang memegang peranan penting dalam fiksimu. Katakanlah sebuah rahasia dari tokoh yang ada dalam bukumu. Sesuatu yang memegang peranan penting dalam ceritamu.

Sehingga deskripsi tidak hanya untuk menggambarkan situasi atau gambaran fisik tokoh. Tetapi juga hal-hal lain yang penting dalam sebuah cerita.

  •   Sampaikan penggambaran dengan nyata

Dengan paragraf deskripsi, kita ingin menyampaikan sebuah gambaran agar pembaca bisa merasakan dan seolah-olah melihat apa yang kita gambarkan. Sebelum menuliskannya, penulis tentunya harus terlebih dahulu membayangkan atau melihat suatu situasi dalam pikirannya. Atau berdasarkan risetnya. Lalu menuliskannya.

Contohnya sebagai berikut.

“Cerita tentang seorang pemulung yang menemukan tas berisi uang”

Tentu kamu sudah membayangkan sebuah lokasi terjadinya peristiwa tersebut bukan? Katakanlah di sebuah tempat sampah di pinggiran kota. Termasuk pula tokoh pemulung yang akan kamu ceritakan di dalam kalimat tersebut.

 Setelah membayangkannya, kamu bisa lanjut dengan menuliskannya (misalnya).

 “Jalanan semakin sepi ketika Arman berjalan menuju tempat sampah langganannya. Dengan membawa karung lusuh yang digantungkan di sepeda tuanya, Arman merapatkan jaket hitam yang dipakainya. Udara terasa dingin malam itu, namun hal tersebut tak membuat Arman mengurungkan niatnya untuk mencari sampah. Sampah-sampah yang akan dijualnya keesokan harinya.

Pria berusia tiga puluh satu tahun tersebut mengayuh sepedanya dengan pasti. Bau busuk sampah-sampah menyambutnya seperti biasa. Tampak kotak-kotak bekas makanan Padang di satu sisi. Sementara di sisi lain, tampak sayur-sayur busuk yang Arman tahu, dibuang oleh rumah makan yang berada di ujung jalan. Tampak dua ekor kucing asyik bercengkerama, seolah menemani Arman malam itu.

Arman mendekati kantung plastik pertama. Ia mulai menarik-narik untuk merasakan adakah barang yang bisa dijualnya. Sesaat sudut matanya menangkap sebuah tas. Tas tersebut terlihat berbeda. Seolah tak seharusnya ada di sana. Arman melihat berkeliling. Dia berpikir mungkin ada kendaraan yang tak sengaja menjatuhkan tas tersebut. Tetapi jalanan tersebut sepi. Arman mendekati tas tersebut. Dia memegang tas tersebut. didorong oleh rasa ingin tahu, Arman pun membuka tas tersebut. Kenyataan di depannya membuat pupil mata Arman membesar. Tampak beberapa tumpukan uang kertas berwarna merah. Sesaat berkilauan ditimpa cahaya lampu jalan. Arman terdiam. Seumur hidupnya ia belum pernah melihat uang sebanyak itu.”

 

Semakin sering kamu menulis, maka kamu akan semakin terbiasa untuk menggunakan paragraf-paragraf deskripsi dengan tepat. Sehingga secara keseluruhan, kehadiran paragraf-paragraf ini akan memberi nilai rasa yang penting dalam karya tulis yang kamu buat. Dan pembacamu mendapatkan kesan seolah mereka ada disana, melihat dan merasakan jalan cerita yang kamu gambarkan. Dan tak melewatkan satu bagian pun dalam seluruh paragraf yang kamu tuliskan dengan penuh penghayatan.

Selamat menulis.

 

Sumber :

dosenbahasa.com

majalahpendidikan.com

freepik.com

 

No comments:

Post a Comment