Andrea dan novel terbarunya Sirkus Pohon |
Menulis tentang fenomena Laskar Pelangi
dan Andrea Hirata, seolah tak cukup kata untuk menceritakan dan menggali sosok
cerdas dari Belitong ini. Berkat Laskar Pelangi, nama Belitong yang tak punya
stok sastrawan besar menjadi dikenal tidak hanya di tanah air namun hingga
mancanegara. Banyak pengunjung yang datang langsung dan ingin merasakan
pengalaman yang dirasakan oleh tokoh – tokoh Laskar Pelangi hingga bertemu
langsung dengan tokoh – tokoh tersebut. Belitong pun disebut Negeri Laskar
Pelangi dan keindahan alamnya yang begitu mempesona pun terangkat berkat Laskar
Pelangi.
Kesuksesan Laskar Pelangi tidak hanya
berhenti hingga di penjualan buku dan Andrea Hirata yang banyak diundang
sebagai pembicara dan motivator di berbagai acara dengan bayaran yang belum
pernah dicapai oleh seorang penulis buku di tanah air yaitu 50 juta rupiah sebagai
pembicara dalam acara bertajuk “Bincang Sastra” di Sumbawa pada 4 Agustus 2008
sebagai bagian dari rangkaian peringatan ulang tahun emas Kabupaten Sumbawa.
Sebagai perbandingan, di negeri ini, sastrawan untuk sekali menjadi pembicara
dihargai paling tinggi sekitar 7 jutaan. Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan
Edensor pun diangkat ke layar lebar dan Laskar Pelangi The Movie, ditonton oleh
4.719.453 selama masa tayang di bioskopnya! Dan mencatatkan Laskar Pelangi ke
dalam daftar film tanah air yang terbanyak ditonton.
Honor puluhan juta, royalti milyaran
dan berbagai penghargaan lain bukanlah merupakan tujuan Andrea ketika mulai
menulis tetralogi Laskar Pelangi. Dedikasi dan rasa terima kasih yang begitu
besar terhadap sosok sang Guru-lah yang membangkitkan jiwa penulis Andrea dari
seorang anak kampung yang tak dikenal namun berhasil menempuh pendidikan hingga
Strata 2 di Perancis menjadi seorang penulis besar yang mampu menggoncangkan
peta sastra tanah air.
Dalam artikel lanjutan ini, kita kulik
kembali pelajaran menulis dari Andrea Hirata.
#Pelajaran 3 “Tema yang Tidak Biasa”
Tema
yang diangkat Andrea yang berangkat dari memori yang dimilikinya merupakan tema
yang tidak biasa dan biasanya tidak menarik untuk disajikan. Minimnya tema
cinta antara pria wanita biasanya akan sulit diterima namun Andrea berhasil
mematahkan stigma ini. Itu semua tentu tak luput dari cara bercerita unik yang
dimiliki oleh Andrea. Jadi, jika kamu mau menulis sesuatu yang mencuri
perhatian sejak pertama kali bukumu dikirimkan ke penerbit, pilihlah tema yang
tidak biasa.
#Pelajaran 4 “Berani Bermimpi”
Bestseller,
menjadi penulis fenomenal bukan hanya milik penulis senior dengan jam terbang
tinggi. Kita – kita yang merupakan penulis pemula pun punya peluang yang sama
untuk menciptakan masterpiece yang bisa jadi akan menjadi sebuah legenda. Jadi
jangan takut bermimpi dan wujudkan mimpi itu jadi nyata dengan mulai menulis
karyamu sendiri.
#Pelajaran 5 “Penokohan yang Bisa
Menjadi Role Model”
Unsur
penting dalam sebuah novel adalah penokohan. Dalam novelnya, Andrea memang
sudah mempunyai tokoh dan Andrea kemudian menata porsi dari tiap tokohnya
tersebut. Dan novel – novel Andrea berhasil mengangkat tiap tokohnya menjadi role model sekaligus mewakili kaum yang
terpinggirkan atau dengan kata lain “under dog” . Nyatanya penokohan semacam
ini disukai dan diterima oleh banyak kalangan di negeri dengan minat baca yang
memprihatinkan ini.
Kita pun bisa menulis novel dengan
tokoh yang bisa menjadi role model. Tidak harus dibuat memprihatinkan nasibnya,
tetapi bisa mewakili karakter sebagian besar anak bangsa dan tentunya realistis
walaupun novel kita tersebut adalah jenis fiksi.
#Pelajaran 6 “Menulis dengan Perasaan”
Setelah melakukan riset dan
membangkitkan memoar dengan mudik beberapa kali ke kampung halamannya, Andrea
kemudian menuangkan kepingan – kepingan diari yang tersusun apik di otaknya ke
dalam sebuah novel setebal 600 halaman dalam waktu tiga pekan saja! Setiap
malam Andrea menulis dan buku yang mulanya tidak diniatkan untuk diterbitkan,
akhirnya setelah dikirimkan diam – diam oleh seorang rekan Andrea, menjadi bestseller yang tidak pernah terbayangkan di benak
seorang Andrea Hirata.
Persiapan dan riset mengambil porsi
yang besar dalam karya – karya Andrea Hirata. Sehingga setelah semua siap dan
dipetakan ke dalam otak, menulis dilakukan seolah dengan mencurahkan isi kepala
ke dalam kertas. Bahkan tangan yang mengetik seolah kalah cepat dengan isi otak
yang berlompatan berebut keluar. Inilah yang disebut menulis dengan perasaan.
Dan menulis dengan perasaan juga menghadirkan rasa ke dalam kalimat, sehingga
buku menjadi benda yang hidup lewat keajaiban kalimat – kalimatnya. Buku hidup
nan bergizi yang mengandung rasa terlihat jelas dalam kalimat – kalimatnya.
Jika kamu bisa tertawa ketika tokoh dalam cerita yang kamu baca bahagia dan
ikut sedih ketika tokoh dalam ceritamu menderita, artinya buku itu telah
menjadi buku yang berperasaan yang ditulis dengan rasa oleh penulisnya.
#Pelajaran 7 “Penulisan (Gaya Bahasa)
yang Berbeda”
Setiap
penulis memiliki gaya penulisan yang membedakannya dengan penulis lain. Namun
sayangnya ada kecenderungan jika kita membaca suatu karya sastra dengan
mendalam dan detil, kemudian menulis tulisan kita sendiri, kita akan mengikuti
gaya bahasa dari sang penulis. Untuk menghindari hal ini, bacalah berbagai
jenis buku dan perkaya perbendaharaan kata dan diksimu sekaligus wawasan yang
akan kamu sajikan pada tulisanmu.
Andrea
memiliki gaya bahasa dan penulisan yang berbeda dan unik. Ini membuat karyanya
mudah dikenali dan sukar ditiru. Gaya bahasa ini juga lahir dari keilmuan dan
pengalaman hidup yang dimilikinya. Untuk memiliki gaya bahasa berbeda yang khas
milikmu sendiri, lepaskan dirimu dari semua gaya bahasa penceritaan yang ada
dan mengembaralah di ruang tulismu sendiri sehingga kamu akan melahirkan suatu
ciri khas yang bernilai dan mampu membuat dirimu dikenali lewat tulisanmu.
#Pelajaran 8 “Inspiratif”
Membuat
sebuah tulisan yang inspiratif membutuhkan banyak faktor. Butuh hasil nyata
yang terlihat agar mampu menginspirasi orang lain. Hasil dari proses akan
terlihat nyata ketimbang proses itu
sendiri. Karya – karya Andrea berhasil menampilkan hal tersebut. Andrea
menampilkan sebuah capaian yang luar biasa dan mampu meramu cerita tentang
proses mencapai titik keberhasilan tersebut dalam novel – novelnya tanpa kesan
menggurui. Andrea menginspirasi lewat hal sederhana namun luar biasa efeknya.
Ini yang menjadi kekuatan dari karya – karyanya yang hingga hari ini tetap
mampu menghadirkan inspirasi bagi jutaan orang yang sedang berjuang untuk
mengubah nasibnya menjadi lebih baik lagi terutama lewat pendidikan.
Ketika
kamu menulis masterpiece-mu sendiri, selalu
masukkan hal – hal inspiratif walaupun itu bukan tentang dirimu. Ada banyak
sosok inspiratif di luar sana dan tugas kita sebagai penulis adalah meramu
kisah hidup sang tokoh inspiratif tersebut agar bisa menginspirasi para pejuang
– pejuang kehidupan.
Efek berantai dan majemuk karya – karya
Andrea tidak hanya melejitkan nama Andrea namun ada efek besar yang luar biasa
dari semua itu. Dunia pendidikan tanah air seolah tersentak dengan hadirnya
novel – novel Andrea Hirata. Belitong yang semula lebih dikenal dengan tambang
timahnya, kini juga dikenal karena aspek lainnya, seperti masyarakatnya yang
unik dan keindahan alamnya yang mempesona. Di berbagai belahan dunia yang
tersentuh dengan karya – karya Andrea juga bisa jadi merasakan efek dahsyat
ini.
Jadi, mari menulis masterpiece-mu dan jadilah bagian dari penghasil karya – karya
inspiratif nan fenomenal untuk kebangkitan tidak hanya minat baca di negeri ini
namun juga kualitas generasi bangsa ini.
Risa Mutia
Sumber :
Sebagian
dari artikel ini dari buku Laskar pelangi The Phenomenon karya Asrori S. Karni
Terimakasih informasinya. Setuju fengan harus adanya inspirasi karena dalam menulis itu kan harus ada 2 hal penting yaitu keindahan dan kemanfaatan. Salah satu bentuk kemanfaatan itu adalah inspirasi.
ReplyDeleteKunjungi juga madenapublishing.com yah untuk yang berminat menerbitkan bukunya di Playbook dan Playstore.