Ciri – ciri fiksi secara umum adalah :
1) Bersifat rekaan/hasil oleh imajinasi pengarang
2) Memiliki kebenaran yang relatif,
3) Bahasa bersifat konotatif,
4) Tidak memiliki sistem matika yang baku,
5) Sasarannya emosi (perasaan) pembaca, dan
6) Biasanya memiliki amanat (peran moral) tertentu
1) Bersifat rekaan/hasil oleh imajinasi pengarang
2) Memiliki kebenaran yang relatif,
3) Bahasa bersifat konotatif,
4) Tidak memiliki sistem matika yang baku,
5) Sasarannya emosi (perasaan) pembaca, dan
6) Biasanya memiliki amanat (peran moral) tertentu
Aliran dalam karya sastra secara umum terbagi dua, yaitu :
·
Aliran
sastra idealisme
·
Aliran
sastra materialisme
Ada juga yang berpendapat, aliran satra terbagi menjadi :
·
Aliran
sastra ekspresionis
·
Aliran
sastra impresionis
Istilah – istilah yang
dikenal sebagai aliran dalam fiksi berkembang dari dunia filsafat dan merupakan
falsafah, paham atau pandangan hidup yang dianut penulis dalam karya sastra dan
biasanya berkaitan erat dengan periode penulisan dari karya sastra itu sendiri.
Salah satu aliran yang dianut oleh seorang penulis dalam dunia sastra adalah
naturalis yang merupakan bagian dari aliran sastra materialisme.
Karya fiksi naturalis mengungkapkan segala sesuatu tanpa
harus ada bagian yang disembunyikan, segala kelebihan dan kekurangan
dipaparkan. Dalam pengertian lain, karya naturalis adalah sebuah karya sastra yang
menampilkan sebuah fiksi secara apa adanya, penceritaan secara alami dan biasanya
merupakan kenyataan hidup baik buruk ataupun baik.
Aliran ini berkembang
pada akhir abad ke – 19 dan diperkenalkan oleh Honore de Balzac lewat novelnya
yang berjudul La Comedie Humaine dan Le Pere. Sedangkan di Indonesia, contoh
karya sastra ini adalah cerpen/roman karya Moetinggo Busye. Contoh lain adalah Belenggu karya Armyn Pane dan Surabaya
karya Idrus.
Ciri – ciri umum karya sastra
naturalis antara lain adalah :
- Menampilkan cerita secara jelas tanpa ditutupi
- Biasanya mengangkat sisi kelam kehidupan
- Bahasa yang digunakan sangat jarang menggunakan perumpamaan, metamorfosa maupun majas.
- Biasa dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi masyarakat yang “sakit” untuk memprotes terhadap situasi yang ada.
- Dialog antar tokoh juga cenderung blak – blakan dan apa adanya
Seorang
penulis bisa jadi menggabungkan dua atau lebih aliran dalam karya sastranya
tetapi tetap ada aliran yang menonjol dan aliran ini berkaitan erat dengan unsur
ekstrinsik dari penulis itu sendiri. Jika kamu tertarik menyuarakan keresahanmu
lewat tulisan dengan gaya naturalis yang disesuaikan dengan kondisi jaman saat
ini, berikut tips dari Smart Writer untuk kamu :
- Pilihlah tema yang tepat
Tema yang tepat dan up to date bisa
kamu pilih untuk mencuri perhatian pembacamu. Banyak membaca berita di koran,
artikel dan tabloid akan memberi inspirasi dan pengetahuan tentang permasalahan
dan “penyakit” masyarakat saat ini. Lakukan riset mendalam tentang hal ini, baru
padukan dengan unsur sastra dengan menjadikannya konflik di cerita fiksimu.
2. Cerdas memilih gaya bahasa
Ciri utama sastra naturalis adalah
apa adanya. Aliran ini sangat cocok bagimu yang sulit menggunakan kiasan untuk
melukiskan sesuatu. Dalam karya sastra beraliran naturalis, kamu boleh
menggunakan bahasa apa adanya namun agar karyamu bisa diterima secara luas,
tetap pilih gaya bahasa yang cerdas, santun walaupun jika kamu harus
menggambarkan karakter yang keras ataupun jahat.
3. Amanat yang tepat
Dalam karya sastra naturalis, banyak
pesan moral yang memang ingin disampaikan secara jelas oleh penulis. Kamu bisa
menyampaikan banyak pesan moral yang sesuai dengan tema dan tujuan penulisan
karyamu dan pembaca juga bisa dengan gamblang mendapatkan pesan moral tersebut.
4. Penokohan yang realistis
Cerita yang diangkat dalam karya
fiksi naturalis adalah cerita yang lekat dengan kehidupan sehari – hari,
berangkat dari keresahan penulis dan mengajak pembaca untuk membuka mata
terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar kita sehingga penokohan untuk
cerita dengan aliran ini adalah tokoh yang realistis pula, sangat mungkin ada
dan hidup sehingga kamu tak perlu ribet menciptakan tokoh - tokoh ini. Cukup
cari pemodelan yang sesuai dan tambahkan unsur – unsur yang menyesuaikan dengan
ceritamu.
5. Buatlah cerita yang mengalir dengan
alami
Karena karya sastra ini dekat dengan
kehidupan nyata, sangat penting untuk
menjaga agar ceritanya alami, konflik dan masalah yang terjadi adalah
permasalahan yang nyata jadi segala sesuatu ibarat kita menceritakan sebuah
kejadian nyata kepada teman, demikian juga dalam karya sastra ini, bedanya
adalah ketika kamu menulis karya sastra beraliran naturalis, kamu harus tetap
memenuhi unsure – unsure intrinsic dalam sebuah karya sastra.
Menulis sebuah karya
fiksi tidak harus menjadikanmu seorang pujangga. Bagimu yang lebih mudah
menulis non fiksi tetapi tetap ingin menulis sebuah karya fiksi, aliran ini
sangat tepat bagimu. Kamu bisa menulis kealamian berbalut fakta dengan gaya
fiksi sekaligus berbagi dan mengajak pembacamu untuk lebih peduli lagi dengan
permasalahan - permasalahan yang semakin kompleks dalam kehidupan kita yang penuh
tuntutan ini.
Yuk menulis.
Risa Mutia
Sumber
:
http://www.kompasiana.com/aguspribadi1978/genre-cerpen-realisme-naturalisme_5519485fa33311cd16b65946
No comments:
Post a Comment