29 October 2017

BERKENALAN DENGAN ALIRAN NATURALIS DALAM KARYA FIKSI

             Secara garis besar, karya tulis terbagi dua, fiksi dan non fiksi. Fiksi adalah cerita rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan; pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran (KUBI, halaman 316).

Ciri – ciri fiksi secara umum adalah :
1) Bersifat rekaan/hasil oleh imajinasi pengarang
2) Memiliki kebenaran yang relatif,
3) Bahasa bersifat konotatif,
4) Tidak memiliki sistem matika yang baku,
5) Sasarannya emosi (perasaan) pembaca, dan
6) Biasanya memiliki amanat (peran moral) tertentu

Aliran dalam karya sastra secara umum terbagi dua, yaitu :
·      Aliran sastra idealisme
·      Aliran sastra materialisme
Ada juga yang berpendapat, aliran satra terbagi menjadi :
·      Aliran sastra ekspresionis
·      Aliran sastra impresionis

Istilah – istilah yang dikenal sebagai aliran dalam fiksi berkembang dari dunia filsafat dan merupakan falsafah, paham atau pandangan hidup yang dianut penulis dalam karya sastra dan biasanya berkaitan erat dengan periode penulisan dari karya sastra itu sendiri. Salah satu aliran yang dianut oleh seorang penulis dalam dunia sastra adalah naturalis yang merupakan bagian dari aliran sastra materialisme.

Karya fiksi naturalis mengungkapkan segala sesuatu tanpa harus ada bagian yang disembunyikan, segala kelebihan dan kekurangan dipaparkan. Dalam pengertian lain, karya naturalis adalah sebuah karya sastra yang menampilkan sebuah fiksi secara apa adanya, penceritaan secara alami dan biasanya merupakan kenyataan hidup baik buruk ataupun baik.

Aliran ini berkembang pada akhir abad ke – 19 dan diperkenalkan oleh Honore de Balzac lewat novelnya yang berjudul La Comedie Humaine dan Le Pere. Sedangkan di Indonesia, contoh karya sastra ini adalah cerpen/roman karya Moetinggo Busye. Contoh lain adalah  Belenggu karya Armyn Pane dan Surabaya karya Idrus.

Ciri – ciri umum karya sastra naturalis antara lain adalah :

  1.   Menampilkan cerita secara jelas tanpa ditutupi
  2.   Biasanya mengangkat sisi kelam kehidupan
  3. Bahasa yang digunakan sangat jarang menggunakan perumpamaan, metamorfosa maupun majas.
  4.   Biasa dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi masyarakat yang “sakit” untuk memprotes terhadap situasi yang ada.
  5. Dialog antar tokoh juga cenderung blak – blakan dan apa adanya
 Seorang penulis bisa jadi menggabungkan dua atau lebih aliran dalam karya sastranya tetapi tetap ada aliran yang menonjol dan aliran ini berkaitan erat dengan unsur ekstrinsik dari penulis itu sendiri. Jika kamu tertarik menyuarakan keresahanmu lewat tulisan dengan gaya naturalis yang disesuaikan dengan kondisi jaman saat ini, berikut tips dari Smart Writer untuk kamu : 

  1.    Pilihlah tema yang tepat
Tema yang tepat dan up to date bisa kamu pilih untuk mencuri perhatian pembacamu. Banyak membaca berita di koran, artikel dan tabloid akan memberi inspirasi dan pengetahuan tentang permasalahan dan “penyakit” masyarakat saat ini. Lakukan riset mendalam tentang hal ini, baru padukan dengan unsur sastra dengan menjadikannya konflik di cerita fiksimu.
  
2.      Cerdas memilih gaya bahasa
Ciri utama sastra naturalis adalah apa adanya. Aliran ini sangat cocok bagimu yang sulit menggunakan kiasan untuk melukiskan sesuatu. Dalam karya sastra beraliran naturalis, kamu boleh menggunakan bahasa apa adanya namun agar karyamu bisa diterima secara luas, tetap pilih gaya bahasa yang cerdas, santun walaupun jika kamu harus menggambarkan karakter yang keras ataupun jahat.
  
3.      Amanat yang tepat
Dalam karya sastra naturalis, banyak pesan moral yang memang ingin disampaikan secara jelas oleh penulis. Kamu bisa menyampaikan banyak pesan moral yang sesuai dengan tema dan tujuan penulisan karyamu dan pembaca juga bisa dengan gamblang mendapatkan pesan moral tersebut. 
  
4.      Penokohan yang realistis
Cerita yang diangkat dalam karya fiksi naturalis adalah cerita yang lekat dengan kehidupan sehari – hari, berangkat dari keresahan penulis dan mengajak pembaca untuk membuka mata terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar kita sehingga penokohan untuk cerita dengan aliran ini adalah tokoh yang realistis pula, sangat mungkin ada dan hidup sehingga kamu tak perlu ribet menciptakan tokoh - tokoh ini. Cukup cari pemodelan yang sesuai dan tambahkan unsur – unsur yang menyesuaikan dengan ceritamu.  
  
5.      Buatlah cerita yang mengalir dengan alami
Karena karya sastra ini dekat dengan kehidupan  nyata, sangat penting untuk menjaga agar ceritanya alami, konflik dan masalah yang terjadi adalah permasalahan yang nyata jadi segala sesuatu ibarat kita menceritakan sebuah kejadian nyata kepada teman, demikian juga dalam karya sastra ini, bedanya adalah ketika kamu menulis karya sastra beraliran naturalis, kamu harus tetap memenuhi unsure – unsure intrinsic dalam sebuah karya sastra.  

Menulis sebuah karya fiksi tidak harus menjadikanmu seorang pujangga. Bagimu yang lebih mudah menulis non fiksi tetapi tetap ingin menulis sebuah karya fiksi, aliran ini sangat tepat bagimu. Kamu bisa menulis kealamian berbalut fakta dengan gaya fiksi sekaligus berbagi dan mengajak pembacamu untuk lebih peduli lagi dengan permasalahan - permasalahan yang semakin kompleks dalam kehidupan kita yang penuh tuntutan ini.
Yuk menulis.

Risa Mutia

Sumber :
http://www.kompasiana.com/aguspribadi1978/genre-cerpen-realisme-naturalisme_5519485fa33311cd16b65946

No comments:

Post a Comment