5 June 2016

Novel religi masa kini, Benarkah bikin ilfil dan menggurui?




Novel religi masa kini, Benarkah bikin ilfil dan menggurui?


Novel religi masa kini, benarkah bikin ilfil dan menggurui? Banyak dari kita ingin berbagi kebaikan lewat tulisan / cerita yang menginspirasi dan memotivasi banyak orang. Berharap tulisan kita akan membawa perubahan positif tidak saja kepada kita sebagai penulisnya tetapi juga terhadap pembaca tulisan tersebut. Dengan membuat tulisan yang sarat nilai kebaikan, berarti mencatatkan jejak dan sejarah kebaikan dalam kehidupan kita, dan membaginya dengan orang lain akan membawa nilai kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan pencapaian materi semata. Salah satu cara berbagi kebaikan tersebut adalah dengan menulis novel religi. 

Novel religi secara garis besar adalah novel dengan muatan kebaikan di dalamnya, mengajak pembaca kepada kebaikan, peningkatan keimanan, menginspirasi dan memotivasi serta membawa perubahan ke arah yang lebih baik dalam kehidupan yang kesemuanya berujung pada pembentukan kecintaan tertinggi terhadap Sang Maha Pencipta dan menyadari hakikat penciptaan sebagai manusia yaitu sebagai khalifah di muka bumi dengan segala hak dan kewajiban, potensi dan tanggung jawab sesuai peran kita.

Secara umum ciri - ciri novel religi adalah sebagai berikut :

  1.  Memiliki ide dasar untuk mengajak kepada kebaikan

Tema dalam novel religi bisa beragam. Namun semuanya harus berujung kepada ajakan kebaikan dan meningkatkan kecintaan terhadap Allah.

2.      Mengandung dialog yang cerdas dan sarat makna

Sebisa mungkin dialog yang dibangun antar karakter memiliki muatan nilai spiritual yang tinggi. Di sini penulis dituntut banyak membangun percakapan yang penuh filosofis dan membuat pembaca berpikir tentang arti kehidupan itu sendiri dan membawa pesan moral positif.

3.      Menghindari hubungan antar tokoh yang melanggar batasan agama dan norma

Hubungan antar tokoh dalam sebuah novel religi harus dibuat dengan sangat berhati-hati. Jangan sampai terkesan ada percintaan terlarang atau hubungan yang mengarah kepada perzinahan baik halus maupun kasar seperti pacaran sebelum pernikahan, perselingkuhan, dan sebagainya.

4.      Dekat dengan kehidupan sehari-hari

Nilai religi dibangun dalam kehidupan nyata. Walaupun ceritanya fiktif namun hindari ide fantasi yang membingungkan. Ada batasan yang jelas antara cerita fiktif yang bisa saja terjadi dan mengandung nilai religi di dalamnya dengan cerita fantasi yang sangat tidak mungkin terjadi dalam kehidupan kita. Membuat cerita religi memiliki sejumlah aturan yang jelas dan tidak boleh dilanggar. Berbeda dengan novel umum yang sah-sah saja mengangkat cerita dengan tema yang absurd sekalipun.

5.      Membawa pesan moral yang jelas dari awal hingga akhir cerita

Novel dengan tema umum sekalipun harus memiliki nilai moral yang jelas. Apalagi novel religi yang dituntut menyajikan cerita yang tidak hanya bagus tapi juga mengandung pesan moral yang membawa pembacanya tersentuh keimanan dalam hatinya, meningkatkan kecerdasan spiritualnya dan semakin baik kehidupannya.

Baca juga : Resensi novel religi Ayat-ayat Cinta 2, manifestasi konsep sastra profetik yang berlandaskan amar ma’ruf nahi munkar
Sebuah karya sastra semacam novel bisa dijadikan sarana cerdas dan halus untuk mengangkat masalah dalam kehidupan sehari-hari, protes terhadap kondisi sosial yang terjadi, menyuarakan keresahan  penulisnya, perenungan yang dalam terhadap arti kehidupan, bagaimana menyikapi kompleksnya masalah kehidupan itu sendiri dan membaginya kepada pembaca yang juga peduli dan ingin mencari pemaknaan yang mendalam tentang arti kehidupan. Novel religi menuntut pemahaman lebih kepada para penulisnya agar bisa meramu sebuah cerita yang menarik, menyentuh nilai spiritual pembaca dan memberi inspirasi dan motivasi kebaikan agar pembaca maupun penulis menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam kehidupan ini.

Lantas, luaskah segmen pasar novel religi ini ?
Tema religi selalu mendapat tempat di kalangan pembaca dimanapun berada. Karena keimanan dan kebaikan adalah fitrah setiap manusia. Kebutuhan manusia akan nilai-nilai spiritualitas akan selalu menggiring  manusia untuk menemukan hakikat kebenaran lewat berbagai media dan novel religi adalah salah satunya.

Penulis yang cerdas dan peduli akan selalu menyuarakan kebenaran dan kebaikan lewat karyanya. Jadi, mari menulis kebaikan dan membaginya kepada semua insan - insan yang memiliki hati yang baik dimanapun mereka berada.

Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1437 H dan Selamat Menulis.


*******

Riawani Elyta
Risa Mutia

1 comment:

  1. Mba saya nulis beberapa cumcer yang kesannya bernafaskan religi tapi masih amburadul dan ketika membacanya kembali jadi ngga PD

    ReplyDelete