20 June 2016

6 TIPS LEBIH PRODUKTIF MENULIS KARYA RELIGI

tips produktif menulis
Melanjutkan artikel sebelumnya tentang Novel Religi Masa Kini, Benarkah bikin ilfil dan Menggurui? dan  5 Tips Menulis Novel Religi, kali ini kita akan berbincang tentang Tips Lebih Produktif menulis karya religi.

Menulis sebuah novel atau karya tulis religi (dalam hal ini tentunya karya tulis bernafaskan Islam) membutuhkan pemahaman dan keilmuan yang dalam terhadap Islam. Novel yang dihasilkan tidak hanya harus memotivasi, menghibur namun lebih dari itu, novel tersebut seyogyanya juga bisa menjadi tuntunan. Dan menulis sangat erat hubungannya dengan membaca. Namun, bagaimana bisa kita menghasilkan sebuah novel religi yang baik jika minat baca kita rendah?

Menurut UNESCO, pada tahun 2012, indeks minat baca di Indonesia hanya 0,001, yang artinya dari 1000 orang, hanya 1 orang yang berminat membaca. (Baca : Warning! Indonesia Darurat Minat Baca Buku). Sedangkan mayoritas penduduk negeri ini adalah muslim. Itu artinya, masih banyak sekali muslim yang memiliki minat baca rendah. Padahal, firman yang pertama kali turun  adalah perintah membaca.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakanmu “ (QS Al Alaq ayat 1)

Perintah membaca bersinergi dengan menulis, dan belajar adalah sebuah perintah utama yang wajib hukumnya bagi setiap muslim. Bisa menghasilkan sebuah novel religi yang baik, bestseller, disukai banyak orang, mendatangkan royalti yang lumayan hingga menjadi seorang penulis terkenal hanyalah sebagian hadiah dari proses kerja keras dalam menghasilkan sebuah karya. Yang lebih utama adalah tentang proses pembuatan karya itu sendiri. Karena dalam proses itu, kita dituntut untuk belajar lebih keras, belajar lebih banyak, meluangkan waktu dan tenaga lebih besar dan rela bersusah payah untuk sebuah tuntutan dakwah, berbagi ilmu dan berbagi kebaikan lewat kata-kata yang terangkai dalam novel religi kita.

Lantas, bagaimana kiat dalam membaca dan menuntut ilmu agar bisa produktif menghasilkan novel religi/ karya tulis religi yang baik ?

Berikut tips-tipsnya :
1.      Mengutamakan mengaji (membaca Al Quran) di pagi hari
Setelah sholat Shubuh, sebelum melakukan aktifitas apapun, sangat dianjurkan membaca Al Quran. Berdasarkan penelitian, membaca Al Quran di pagi hari akan melejitkan kecerdasan otak hingga 80%. Itu baru satu manfaat. Masih banyak manfaat lainnya yang sangat luar biasa untuk diri kita. Silakan mencari tahu dan mengamalkannya ya.

2.      Menonton TV (jika perlu) dengan memilih siaran dakwah yang benar.
Menonton TV bisa melenakan dan melalaikan. Namun ada juga beberapa siaran televisi yang baik dan bisa dijadikan sumber referensi. Batasi juga menonton TV maksimal hanya 1 jam perhari.

3.      Belajar dari ulama dan ahli – ahli agama
Untuk memepelajari ilmu-ilmu agama yang begitu luas, terkadang pemahaman kita masih sedikit, di situlah perlunya bertanya langsung dengan ahlinya (ulama dan guru), tentunya yang memiliki keilmuan dan pemahaman yang dalam terhadap agama.

4.      Berkumpul dengan orang-orang shalih
Sering-seringlah bersilaturahim dan bertukar ilmu dengan orang-orang yang shalih. Lingkungan (komunitas) memegang peranan yang besar dalam pembentukan karakter seseorang sekaligus pendorong dalam melakukan sebuah kebiasaan. Dengan berada di dalam lingkungan yang baik, akan membuat kita menjadi pribadi dengan kebiasaan yang baik pula.

5.      Hindari rejeki yang haram
Keharaman rejeki bisa dilihat dari sifat rejeki itu sendiri dan juga dari asal rejeki itu. Rejeki haram yang masuk ke dalam tubuh akan mematikan hati dan lama-kelamaan potensi kebaikan pun akan lenyap, hati sulit menerima nasihat, akibatnya akan sulit berbagi kebaikan dan berdakwah.

6.      Selalu menyempatkan diri untuk menuntut ilmu (membaca)
Targetkan untuk membaca buku setiap hari. Seluruh penulis sepakat bahwa untuk bisa menulis, kita harus lebih dulu membaca. Pilihlah buku-buku dan referensi yang baik, jika ragu atau sulit memahami, cari tahu dengan bertanya dengan ahlinya.


Semakin banyak kita belajar (membaca) akan semakin meningkatkan pemahaman kita tentang banyak hal. Pembelajaran yang intens tentang agama akan membuat kita mudah mendapatkan kebaikan  dan berbagi. Dan yang paling penting, mulailah menulis dari sekarang, berbagilah kebaikan, meskipun baru sedikit yang bisa kita hasilkan. Dengan terbiasa berbagi kebaikan (ilmu), lama – kelamaan tulisan kita akan semakin berkembang dan pada akhirnya sebuah novel/buku religi yang baik, bisa menjadi tuntutan, memotivasi dan menginspirasi banyak orang bisa terwujud.

Selamat menulis.

*******

Riawani Elyta
Risa Mutia
       

1 comment:

  1. Makasih tipsnya, mbak. Sepakat banget dengan kalimat ini, "Dan yang paling penting, mulailah menulis dari sekarang, berbagilah kebaikan, meskipun baru sedikit yang bisa kita hasilkan."

    Salam kenal dari saya ya, mbak. :)

    ReplyDelete