21 March 2016

PREMIS NOVEL, BENANG MERAH YANG AKAN MEMBAWAMU KEMBALI

PREMIS NOVEL,  BENANG MERAH YANG AKAN MEMBAWAMU KEMBALI

Ketika kita akan menulis sebuah novel, kita membutuhkan sebuah premis. Premis ibarat benang merah yang akan selalu membawamu kembali. Premis bisa dibilang mirip sinopsis atau tema, hanya saja pada premis, ada beberapa unsur yang harus ditonjolkan yaitu penokohan utama, konflik yang dihadapi serta penyelesaian dari konflik tersebut. Premis bisa diibaratkan semacam benang merah yang akan terus mengikat kita agar tak lari dan melebar kemana-mana dari ide dasar penulisan awal novel kita tersebut. Membuat sebuah premis yang kuat, spesifik dan singkat akan sangat membantu ketika kita meleburkan premis kita tersebut ke dalam lembaran-lembaran indah novel kita.


Berikut contoh premis dari sebuah film yang baru tayang di bioskop baru – baru ini dan telah mengantarkan, Leonardo Dicaprio untuk pertama kalinya meraih piala Oscar, The Revenant. The Revenant diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama yang ditulis dengan apik oleh Michael Punke.

“The Revenant berkisah tentang seorang Pemburu bernama Hugh Glass di tahun 1820 yang harus berhadapan dengan kerasnya medan perburuan. Suatu ketika dia melakukan sebuah perburuan bersama beberapa temannya yang membuatnya diserang oleh seekor beruang Grizzly hingga mendapatkan luka yang sangat parah dan hampir mati. Teman-temannya sesama pemburu kemudian merampok dan meninggalkannya tanpa memberi bantuan yang seharusnya.  Hugh Glass kemudian mampu bertahan hidup berkat kegigihan dan  keinginannya untuk membalaskan dendamnya kepada teman-temannya yang telah mengkhianatinya. Dalam usahanya tersebut, Hugh Glass menemui begitu banyak rintangan dan hambatan namun tetap tak menyurutkan sedikitpun niatnya untuk membalas dendam.”

Ingin tahu contoh lain dari premis? Silakan klik sini.

Berikut beberapa tips dalam menulis sebuah premis :
1.         Buatlah premis yang kokoh, spesifik dan singkat alias sebuah premis yang cerdas
Premis adalah ide besar yang mewakili keseluruhan novel kita. Buatlah sesingkat mungkin namun menggambarkan keseluruhan isi novel kita. Bangunlah yang spesifik dan tidak terlalu umum. Terlalu umum akan membawa kita melebar kemana-mana dan novel kita sulit untuk selesai.

2.         Fokus dan tetap konsentrasi pada tujuan utama penulisan cerita
Walaupun ketika menulis novel, kadang-kadang timbul ide-ide lain untuk membumbui novel kita, tapi tetaplah fokus pada ide dasar dan tujuan penulisan novel kita. Penguatan ide cerita boleh dilakukan namun tetaplah konsisten dengan ide dasarnya.

3.    Buatlah penokohan karakter utama dengan konflik besar yang dihadapinya serta gambaran penyelesaian dari konflik tersebut.
Tokoh utama yang kita buat biasanya menggambarkan pekerjaan dan karakter utamanya, misalnya pada contoh premis di atas, tokoh utamanya adalah seorang pemburu yang sangat gigih dan kuat.
Konfliknya adalah keinginan tokoh utama tersebut untuk membalas dendam pada pengkhianatan teman-temannya.
Penyelesaiannya silakan nonton sendiri filmnya atau baca sendiri novelnya ya.

            Setelah kita membuat sebuah premis yang kuat, maka di dalam novel, kita harus membuktikan premis tersebut. Semua hal yang tidak berhubungan harus kita buang dan hanya masukkan unsur pendukung. Jika kalian ingin mendapat bimbingan lebih lanjut tentang premis hingga menjadi sebuah novel, sila klik infonya di sini ya.

Bisa jadi premis kita akan sedikit mirip atau bahkan sama dengan novel-novel yang pernah ada, namun kekhasan kita akan berbeda dalam cara pembuktiannya. Jangan khawatir dan tetaplah menulis karena tidak akan ada karya yang sama persis. Orisinalitas kita akan tetap terlihat dalam gaya tutur yang kita gunakan. Ketika sebuah premis telah dibuat, maka tetap berpegang teguhlah kepadanya, karena premis ibarat ‘benang merah yang akan selalu  membawamu kembali’.

*******

Riawani Elyta
Risa Mutia



2 comments: