Melanjutkan artikel sebelumnya tentang Novel Religi Masa Kini, Benarkah bikin ilfil dan Menggurui? dan 5 Tips Menulis Novel Religi, kali ini kita akan berbincang tentang Tips Lebih Produktif menulis karya religi.
Menulis
sebuah novel atau karya tulis religi (dalam hal ini tentunya karya tulis
bernafaskan Islam) membutuhkan pemahaman dan keilmuan yang dalam terhadap
Islam. Novel yang dihasilkan tidak hanya harus memotivasi, menghibur namun lebih dari itu, novel
tersebut seyogyanya juga bisa menjadi tuntunan. Dan menulis sangat erat
hubungannya dengan membaca. Namun,
bagaimana bisa kita menghasilkan sebuah novel religi yang baik jika minat baca
kita rendah?
Menurut
UNESCO, pada tahun 2012, indeks minat baca di Indonesia hanya 0,001, yang artinya dari 1000
orang, hanya 1 orang yang berminat membaca. (Baca : Warning! Indonesia Darurat Minat Baca Buku). Sedangkan mayoritas penduduk negeri
ini adalah muslim. Itu
artinya, masih banyak sekali
muslim yang memiliki minat baca rendah. Padahal, firman yang pertama kali turun adalah perintah membaca.
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakanmu “
(QS Al Alaq ayat 1)
Perintah membaca
bersinergi dengan menulis,
dan belajar adalah sebuah perintah utama yang wajib hukumnya bagi setiap
muslim. Bisa menghasilkan sebuah novel religi yang baik, bestseller, disukai banyak orang, mendatangkan royalti yang lumayan
hingga menjadi seorang penulis terkenal hanyalah sebagian hadiah dari proses kerja keras dalam
menghasilkan sebuah karya. Yang lebih
utama adalah tentang proses pembuatan karya itu
sendiri. Karena dalam proses itu, kita dituntut untuk belajar lebih keras,
belajar lebih banyak, meluangkan waktu dan tenaga lebih besar dan rela bersusah
payah untuk sebuah tuntutan dakwah, berbagi ilmu dan berbagi kebaikan lewat
kata-kata yang terangkai dalam novel religi kita.
Lantas, bagaimana kiat dalam membaca dan menuntut
ilmu agar bisa produktif menghasilkan novel
religi/ karya tulis religi yang baik ?
Berikut
tips-tipsnya :
1. Mengutamakan
mengaji (membaca Al Quran) di pagi hari
Setelah
sholat Shubuh, sebelum melakukan aktifitas apapun, sangat dianjurkan membaca Al
Quran. Berdasarkan penelitian, membaca Al Quran di pagi hari akan melejitkan
kecerdasan otak hingga 80%. Itu baru satu manfaat. Masih banyak manfaat lainnya
yang sangat luar biasa untuk diri kita. Silakan mencari tahu dan mengamalkannya
ya.
2. Menonton
TV (jika perlu) dengan memilih siaran dakwah yang benar.
Menonton
TV bisa melenakan dan
melalaikan. Namun ada juga beberapa siaran televisi yang baik dan bisa dijadikan sumber
referensi. Batasi juga menonton TV maksimal hanya
1 jam perhari.
3. Belajar
dari ulama dan ahli – ahli agama
Untuk
memepelajari ilmu-ilmu agama yang begitu luas, terkadang pemahaman kita masih
sedikit, di situlah perlunya bertanya langsung dengan ahlinya (ulama dan guru), tentunya yang memiliki
keilmuan dan pemahaman yang dalam terhadap agama.
4. Berkumpul
dengan orang-orang shalih
Sering-seringlah
bersilaturahim dan bertukar ilmu dengan orang-orang yang shalih. Lingkungan
(komunitas) memegang peranan yang besar dalam pembentukan karakter seseorang
sekaligus pendorong dalam melakukan sebuah kebiasaan. Dengan berada di dalam lingkungan
yang baik, akan membuat kita menjadi pribadi dengan kebiasaan yang baik pula.
5. Hindari
rejeki yang haram
Keharaman
rejeki bisa dilihat dari sifat rejeki itu sendiri dan juga dari asal rejeki
itu. Rejeki haram yang masuk
ke dalam tubuh akan mematikan hati dan lama-kelamaan potensi kebaikan pun akan
lenyap, hati sulit menerima nasihat, akibatnya akan sulit berbagi kebaikan dan
berdakwah.
6. Selalu
menyempatkan diri untuk menuntut ilmu (membaca)
Targetkan
untuk membaca buku setiap hari. Seluruh penulis sepakat bahwa untuk bisa
menulis, kita harus lebih dulu membaca. Pilihlah buku-buku dan referensi yang
baik, jika ragu atau sulit memahami, cari tahu dengan bertanya dengan ahlinya.
Semakin
banyak kita belajar (membaca) akan semakin meningkatkan pemahaman kita tentang
banyak hal. Pembelajaran yang intens
tentang agama akan membuat kita
mudah mendapatkan kebaikan dan berbagi.
Dan yang paling penting,
mulailah menulis dari sekarang, berbagilah kebaikan, meskipun baru sedikit yang
bisa kita hasilkan. Dengan terbiasa
berbagi kebaikan (ilmu), lama – kelamaan tulisan kita akan semakin berkembang
dan pada akhirnya sebuah novel/buku religi yang baik, bisa menjadi tuntutan,
memotivasi dan menginspirasi banyak orang bisa
terwujud.
Selamat
menulis.
*******
Riawani Elyta
Risa Mutia
Makasih tipsnya, mbak. Sepakat banget dengan kalimat ini, "Dan yang paling penting, mulailah menulis dari sekarang, berbagilah kebaikan, meskipun baru sedikit yang bisa kita hasilkan."
ReplyDeleteSalam kenal dari saya ya, mbak. :)