Melanjutkan artikel sebelumnya tentang novel religi masa kini: benarkah bikin ilfil dan menggurui? Kali ini kita akan berbincang tentang
tips menulis novel religi.
Novel
religi selalu dan akan selalu mendapatkan tempat tersendiri di hati para pembacanya.
Tema novel religi memang beragam, mengikuti arus perkembangan zaman, namun
pesannya jelas hanya satu, yaitu mengusung ajakan kebaikan. Novel religi adalah
dakwah secara halus lewat rangkaian kata-kata dan balutan cerita sarat makna. Harapan
akhirnya tentu pembaca maupun penulis menjadi pribadi yang semakin baik setelah
membaca karya tersebut,
dan bisa membagikan kebaikan tersebut kepada orang-orang dan lingkungan
sekitarnya. Lalu,
bagaimana menulis sebuah novel religi yang baik,
disukai banyak orang dan bisa membawa kebaikan sebagai misi utamanya?
Berikut
beberapa tips menulis novel religi :
1. Membaca
dan menyiapkan literatur bertema Islam
Literatur ini tidak
melulu dalam bentuk buku-buku, tetapi bisa juga berupa lagu religi atau nasyid,
sejarah tokoh – tokoh Islam, novel – novel, cerpen, puisi Islami dan apa saja yang bisa
dijadikan bahan untuk memperkaya novel kita. Menulis novel apapun temanya, memang membutuhkan
banyak sekali literatur, hanya bedanya dalam novel religi, kita lebih
mengkhususkan diri untuk menggali literatur bernafaskan Islam dan meramunya
dengan indah ke dalam novel kita.
2. Menyiapkan
kerangka yang solid terutama untuk penokohan, setting cerita, tema dan konflik
hingga penyelesaian konflik
Ide dasar dan misi yang
diusung dalam sebuah novel religi harus menjadi landasan utama dalam penulisan
novel tersebut. Setelah mendapatkan ide dasar dan tujuan pembuatan novel,
bangunlah penokohan yang menarik, karakter-karakter yang bisa menjadi panutan
pembaca dengan segala kebaikan yang dimilikinya dan juga keterbatasannya, namun
tetap lekat dengan sikap humanisme, atau dengan kata lain, tokoh tersebut harus
hidup, tidak sempurna karena tidak ada manusia yang sempurna namun dengan
ketidaksempurnaaannya tersebut tetap bisa menjadi pribadi yang baik dan
menyelesaikan segala konflik yang ada. Buat juga tokoh antagonis yang tidak
melulu jahat, namun ada alasan mengapa ia menjadi jahat, hingga tokoh yang
abu-abu untuk menambah semarak cerita.
Seting cerita religi
bisa dimana saja. Namun kebanyakan novel religi mengangkat setting di negara
dengan penganut Islam yang mayoritas. Namun di wilayah dengan muslim minoritas pun,
setting novel religi tetap bisa ditulis.
Apapun pilihanmu, yang
penting ide cerita tersebut unik dan memiliki diferensiasi dengan novel-novel yang sudah ada sebelumnya. Salah
satu daya tarik yang muncul pertama kali ketika kita melihat sebuah buku adalah
keunikan. Jadi usahakan membuat novel religi yang unik namun tetap berpijak
pada konsep dasar sebuah novel religi.
3. Perhatikan
rambu-rambu penulisan novel religi
Agar lulus sensor di
pihak penerbit, novel religi memiliki sejumlah
aturan yang harus diikuti. Selain penggunaan bahasa yang baik dan santun, novel
religi juga harus memperhatikan hubungan antar tokoh yang tidak boleh melanggar
aturan Islam. Tidak ada istilah pacaran sebelum nikah dan hubungan terlarang
lainnya. Kalau
pun ada hubungan cinta antar tokoh, sedapat mungkin digambarkan sesuai aturan
Islam.
Dialog dan jalan cerita
yang terbangun pun tidak boleh menjurus kepada hal-hal yang negatif. Semua ide
dan jalan cerita harus tetap mengusung dan berpegang teguh kepada tujuan utama
penulisan novel yaitu ajakan kepada kebaikan.
4. Cari
tahu keinginan pembaca
Pembaca novel religi
menginginkan pencerahan ketika membaca novel religi. Pencerahan ini berarti juga
pembelajaran tentang hidup, bagaimana mengatasi masalah dengan cara yang
diridhai Allah hingga pesan kebaikan yang bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Jadi buatlah sebuah novel religi yang menyentuh, mengandung pesan
yang jelas, penyelesaian masalah dengan cara yang bijak dan sesuai koridor
agama Islam serta
bisa diambil nilai moralnya.
5. Menulislah
dengan hati
Tips terakhir ini
berlaku untuk semua jenis novel apalagi ketika menulis novel religi. Menjadi bestseller, mendapatkan royalti berlimpah
bukan tujuan utama penulisan novel religi. Itu semua hanya bonus dan rewards. Yang terpenting adalah
berdakwah dan mendapatkan kepuasan batin serta
spiritual,
ketika pesan yang kita
usung dalam novel religi sampai ke hati pembaca dan membawa perubahan positif
di kehidupan pembacanya. Inilah yang terpenting.
Menulis
novel religi adalah sarana yang baik untuk berdakwah. Bahasa yang halus,
santun, pesan moral yang jelas, pembelajaran dalam kehidupan hingga ayat-ayat
Qauniyah yang tersebar di seluruh penjuru jagad raya yang kita masukkan dalam
novel religi, bisa langsung menyentuh hati pembaca yang memiliki hati yang baik
dengan tujuan hidup yang baik pula. Jadi jangan ragu unTuk menulis novel religi
dan mulailah berbagi kebaikan lewat novel religimu ya.
Selamat
menulis :)
*******
Risa Mutia
Sudah mulai menulis eh ngeblank :(
ReplyDeleteTerima kasih tipsnya. Ini yang saya butuhkan.
ReplyDeleteTimakasih ka sangat membantu sekali
ReplyDeleteKalo mau nulis novel kekinian namun ada unsur islami itu gimana? Soalnya pembaca zaman sekarang, ya, gitu....
ReplyDelete