Pada artikel sebelumnya, kita
sudah membincang Sense of Writing – Mengasah Rasa dalam Tulisan. Pada artikel
kali ini pula, kita akan berbincang tentang bagaimana meleburkan Sense of Writing dengan Teknik Menulis.
Niat menulis novel seringkali diikuti
sejumlah keraguan. Misalnya, mampukah saya menyelesaikan
novel dalam rentang waktu yang sudah saya targetkan? Akankah novel ini layak diterbitkan? Akankah kelak disukai
/ laku di pasaran?
manakah yang harus didahulukan, kreatifitas dan
imajinasi,
ataukah teknis dan sistematika
penulisan?
Hal ini sangat wajar, mengingat
menghasilkan sebuah novel yang bisa diterima kalangan luas bukanlah sebuah pekerjaan
mudah. Butuh intuisi yang tinggi untuk bisa meraba selera pasar. Segmen pembaca sangatlah
luas sehingga tidak mungkin mewawancarai para penikmat buku satu – persatu
untuk mengetahui selera mereka. Selain itu,
selera seseorang ketika
menikmati sebuah bacaan banyak dipengaruhi berbagai kondisi, misalnya mood saat membaca buku, pengalaman hidup,
sifat atau karakter sampai cara
memandang kehidupan itu sendiri.
Namun, tetap ada celah untuk bisa
memenangkan hati para penikmat buku, sehingga bisa melahirkan buku-buku bagus
sekaligus bestseller. Lalu, bagaimana kiat menghasilkan novel yang sesuai target dengan
menyandingkan kreatifitas milik si otak kanan dengan si otak kiri yang
sistematis?
Berikut beberapa langkah sederhananya :
1. Buatlah premis dan outline novel dengan lengkap (meliputi semua unsur intrinsik sebuah novel)
Ibarat
bangunan, buku / novel dibangun dari kerangka yang kuat. Gambaran luas dan
menyeluruh tentang awal, jalan cerita hingga penyelesaian konflik harus dituliskan
terlebih dulu secara singkat
dan padat sebelum menulis
keseluruhan novel.
Baca juga : Mudah Menulis Novel dengan Bantuan Outline
2.
Penggambaran karakter tokoh pun
harus kuat dan detil, tokoh itu harus “dilahirkan”. Siapkan list berisi karakter
utama meliputi sifat, hubungan dengan
tokoh lain, tempat tanggal lahir, golongan darah, hobi, pekerjaan, perannya
dalam cerita tersebut hingga nasibnya di akhir cerita.
3.
Tuliskan secara singkat
pembukaan novel, masalah, klimaks, anti klimaks dan penyelesaian masalahnya sebagai
panduan penulisan novel (sinopsis).
4.
Selipkan pesan moral,
pelajaran yang bisa diambil, hikmah lewat dialog yang cerdas antar tokoh dan
keseluruhan jalan cerita yang mengalir natural.
5.
Tetapkan waktu
penyelesaian bab per bab novel tersebut
6. Ketika semua unsur
teknis telah tersusun sistematis,
pada saat itulah kita mengembangkan bab demi bab dengan imajinasi dan meniupkan
sense of writing ke dalam novel kita.
Buatlah novel kita hidup, bahkan biarpun tokoh – tokoh kita hanya rekaan,
buatlah seolah – olah ia ada, lahir dan menjalani kehidupan di sebuah belahan
dunia yang lain.
7. Bangunlah dialog –
dialog yang “hidup”. Jika perlu
masukkan puisi, syair lagu dan kutipan untuk memperkuat cerita kita
8.
Tulislah tanpa
mengeditnya. Biarkan tangan – tangan kita bergerak mengalirkan ide – ide kita
ke dalam novel kita. Setelah selesai barulah
kita mengedit sambil mencari kejanggalan dengan berpatokan pada kerangka yang
kita buat. Apakah melenceng ataukah tetap pada relnya.
9.
Ketika kita mentok
untuk mengalirkan kata – kata, cobalah berhenti sejenak, tarik nafas dalam dan
melihat kembali ke kerangka yang kita buat, sambil merenung dan melihat
sekitar, lalu teruskan menulis, bisa juga mencari referensi dengan membaca
sumber lain.
10. Pada
saat menulis, abaikan sesaat lingkungan di sekitar kita, misalnya rumah yang
berantakan, tugas yang menumpuk, jam yang terus bergerak, hewan – hewan yang
berkeliaran, hutang/ cicilan yang belum dilunasi dan sebagainya. Fokuslah pada
tulisan kita dan leburkan diri
di dalamnya seolah – olah kita lahir untuk menulis, untuk menyampaikan ide –
ide kita kepada dunia, untuk memberi pencerahan pada dunia, seolah kita adalah
penulis hebat yang dilahirkan untuk mengubah dunia.
Sebuah
pencapaian dimulai dari langkah pertama. Sebuah novel dimulai dari huruf
pertama. Sesederhana apapun sebuah ide dan niat untuk menulis, tetaplah kuatkan
tekad untuk bisa berkarya dan melahirkan ide-ide kita, hasrat kita, dan keinginan
kita untuk berbagi secara positif.
Selamat menulis.
******
Riawani Elyta
Risa Mutia
Keren banget tipsnya, jadi pengen nulis novel😍
ReplyDelete