Adakalanya sebagai
penulis, kita menemui kebuntuan ketika menulis atau dikenal dengan istilah writing block.
Terkadang, ketika deadline semakin dekat, bukannya malahan
terpacu, otak justru seolah
enggan diajak bekerjasama. Sebenarnya ada beberapa penyebab writing block
atau kemandegan dalam
menulis. Dengan mengenali masalahnya, kita akan mudah mengatasinya dan kelancaran
menulis akan kembali menghampiri. Ibarat kita sudah tahu penyakitnya, maka
obatnya pun akan mudah ditemukan.
Berikut
beberapa penyebab kemandegan dalam menulis berikut tips mengatasinya :
1.
Kehabisan ide dalam
menulis
Ketika
ide tipis ataupun tidak tahu lagi harus menulis apa, biasanya hal itu karena
kurangnya referensi (sumber) dalam menulis. Untuk mengatasinya, tentunya harus dengan
mencari referensi sebanyak-banyaknya, bisa dengan membaca, menonton,
jalan-jalan ke luar rumah dan bertanya pada
sumber terpercaya.
Penulis
bestseller melakukan riset yang lama
dan banyak ketika akan menelurkan karya mereka. Semakin banyak referensi yang
diolah dengan cerdas dan indah, semakin bermutulah tulisan tersebut.
Anchee
Min ketika menulis salah satu novel bestseller
dunianya, The Last Empress (Empress Orchid) membutuhkan riset selama lebih dari 5 tahun.
Andrea
Hirata menghabiskan lebih dari 80% waktunya untuk riset dan 20%-nya barulah
untuk menulis buku.
J.K
Rowling butuh bertahun-tahun untuk menulis novel bestseller dunianya, Harry Potter, kisah Penyihir muda yang
menyihir dunia dan membawa J.K Rowling sebagai penulis dengan pendapatan yang
fantastis. Dan
masih banyak contoh lainnya.
2.
Tubuh dan pikiran yang
berada dalam kondisi tidak fit
Menulis membutuhkan
tubuh yang fit. Kita adalah orang yang paling mengetahui kondisi tubuh kita dan
yang paling mengerti diri kita sendiri termasuk jam biologis yang menyangkut
jam produktif kita. Oleh karenanya, jagalah kesehatan, jaga asupan
makanan kita dan mengetahui jam produktif kita akan sangat membantu ketika kita
menulis. Di
saat energi penuh, maka otak tak akan kesulitan mengalirkan ide-ide dalam
menulis.
3.
Faktor luar seperti
tuntutan tanggung jawab, pekerjaan lain, atau datangnya pekerjaan mendadak
Banyak
dari penulis yang juga memiliki profesi lain, yang menuntut penyelesaian secepat
mungkin sebagai bentuk tanggung jawab. Cerdas-cerdaslah membagi waktu dan jaga
konsentrasi dan fokus yang tinggi ketika bekerja ataupun menulis. Tidak ada
pekerjaan sampingan, semua pekerjaan adalah penting dan lakukan yang terbaik ketika kita
mengerjakan profesi kita sebagai penulis dan sebagai apapun tugas kita (dengan
kata lain,
milikilah sikap profesional).
4.
Terjebak dalam sindrom
perfeksionis
Banyak
penulis yang menginginkan
karya yang spektakuler ketika mulai menulis. Memiliki impian untuk menghasilkan
buku yang fantastis adalah hal yang wajar, tetapi
jangan pernah jadikan hal ini sebagai alasan untuk malas menulis. Kita tak
pernah tahu apakah karya kita akan disukai pembaca atau tidak. Teruslah menulis
dan siapa tahu, satu di antara
sekian banyak karya kita akan menjadi bestseller.
5.
Kurang percaya diri
Kurang
percaya diri juga menjadi penyebab kemandegan dalam menulis. Alih-alih mulai
menulis, malahan banyak penulis yang takut jika nantinya karyanya tak disukai
pembaca, tak laku dijual dan sebagainya. Jika kita tidak mencoba, siapa yang
tahu kalau kita akan gagal. Gagal bukan
hal yang tercela. Apa yang penting adalah
seberapa cepat kita bangkit dari kegagalan tersebut. Jangan takut menulis
biarpun hanya sebaris.
6.
Malas dan terlalu
menyepelekan (terlalu PeDe)
Lawan
dari kurang percaya diri adalah terlalu
PeDe. Terlalu PeDe bisa membuat kita
menyepelekan pekerjaan menulis. Terlalu yakin bahwa kita bisa menyelesaikan
sebuah tulisan yang baik dalam waktu singkat dan malas menambah referensi
karena percaya dengan kemampuan otak sendiri juga bisa menyebabkan kemandegan
dalam menulis. Mengapa? Karena timbulnya kesombongan dan kesombongan ini justru
menjerumuskan dalam kebuntuan ketika berkarya. Padahal untuk menjadi penulis
yang baik dan produktif, dituntut kebiasaan utnuk suka belajar dan merasa diri
kurang. Kalau kita merasa lebih, pastinya akan malas untuk menambah ilmu yang
jadi salah satu syarat penting dalam menulis.
Pernah
mengalami salah satu hal di atas ketika menulis?
Semoga
kita bisa mengatasi masalah dalam menulis.
Dan teruslah menulis untuk mengukir sejarah hidupmu
dengan menulis.
******
Riawani Elyta
Risa Mutia
No comments:
Post a Comment