Yuhuu,
kembali lagi dengan tips-tips keren seputar menulis novel berbagai genre nih. Kali ini kita akan membahas tentang
novel sejarah. Novel sejarah merupakan tantangan menarik untuk kita yang suka
melihat perkembangan dunia dari waktu ke waktu. Untuk menghasilkan novel
sejarah yang bagus, dibutuhkan riset yang bisa makan waktu lama karena sumber
sejarah biasanya tidak hanya terangkum dalam satu buku saja.
Hal ini berlaku terutama
untuk penggambaran detil menyangkut setting
cerita, budaya, aturan yang berlaku, sampai barang-barang dan teknologi yang
dipakai, memerlukan eksplorasi yang dalam. Namun membuat novel sejarah tidaklah
harus sama persis dengan sejarah yang sebenarnya. Kalau menceritakan murni sejarah, itu namanya buku sejarah.
Novel tetaplah novel, walaupun mengambil tokoh yang benar-benar hidup di masa
itu.
Katakanlah novel Madame Mao, yang digarap apik
oleh Anchee Min. Novel ini menceritakan kisah
seorang wanita, istri ambisius dari Mao Tse-tung, pemimpin komunis paling
berkuasa di China pada tahun 1949-1976. Novel ini adalah sebuah fiksi sejarah
dengan riset yang dalam. Anchee Min sendiri berhasil dengan sangat indah
menggambarkan bagaimana situasi pada tahun tersebut ditambah konflik yang luar
biasa menjadikan novel ini karya yang amazing.
Dari
dalam negeri kita sendiri ada empat novel sejarah yang disebut sebagai novel terbaik
dalam satra Indonesia, yaitu Arus Balik-Pramoedya Ananta Tour, Muhammad
(trilogy)-Tasaro GK, Gajah Mada (lima seri) – Langit Kresna, dan Api
Tauhid-Habiburrahman El Shirazy. Novel sejarah lain yang patut diapresiasi karya penulis lokal adalah The Road to Empire karya Sinta Yudisia dan Trilogi De Winst karya Afifah Afra.
Oh ya.....promo dikit ya, novel The Secret of Room 403
karya Riawani Elyta juga mengandung muatan sejarah lho, yaitu sejarah tentang
tragedi Tanjung Priok yang pernah heboh sekitar tahun 80-an namun ketika itu
tidak pernah terekspos dengan detil. Pingin tahu seperti apa kilas tragedi
Priok yang termuat dalam novel ini? Silakan baca aja novelnya ya. Udah edar di toko-toko buku kok. Buat pemanasan, kalian bisa baca dulu nih prolognya di sini.
Lalu
timbul pertanyaan, apakah kejadian yang dialami oleh sang tokoh utama dalam
kehidupan nyata sama persis dengan novel tersebut? Bisa ya, bisa tidak. Novel tetap novel,
pembaca berhak memiliki persepsi sendiri namun tugas penulis adalah menyajikan sebuah
keindahan dalam sebuah kisah pada suatu masa yang telah lalu.
Banyakkah
peminat novel ini?
Tentu
saja, Selalu ada
tempat tersendiri untuk novel sejarah
bahkan novel sejarah seringkali menjadi bestseller
bahkan hingga tingkat dunia. Mengapa? Ada beberapa faktor yang menyebabkannya,
di antaranya :
1. Masyarakat
yang diwakili pembaca novel terkadang jenuh dengan masa yang mereka jalani saat
ini. Membaca novel sejarah memberi nuansa baru dan berbeda tentang bagaimana
kehidupan di masa lalu dengan segala kebijakan masyarakat di masa itu. Ini bisa memberi
pencerahan terhadap kondisi sosial masyarakat yang hidup di jaman ini.
2. Ada
rasa ingin tahu yang besar tentang bagaimana manusia menjalanai kehidupannya di
masa yang berbeda terutama dari segi teknologi dan budaya. Membaca novel
sejarah selain lebih mudah dicerna bahasanya
dibandingkan membaca buku pelajaran sejarah,
sekaligus memberi informasi yang berguna.
Ingin mencoba berpetualang dan
berselancar di masa lalu dan menyajikannya di masa sekarang? Mari
dicoba tips-tips berikut ini :
1.
Membaca lebih intensif
Ini dia tantangan besarnya namun
mengasyikkan. Informasi tentang setting
novel sejarah tidak bisa kita lihat dan hanya bisa kita ketahui dari buku-buku
yang memuat tentang sejarah itu sendiri. Semakin banyak buku sejarah yang kita baca,
makin lengkap dan makin meyakinkanlah novel kita.
Jadi ketika memutuskan menulis
novel genre ini, tetap bersabar dan tidak terburu-buru.
2.
Ketika menulis novel
sejarah, kita boleh saja mengangkat kisah hidup seorang tokoh yang benar-benar
ada. Inilah enaknya menulis novel sejarah. Kisah, tokoh, konflik tentang suatu
peristiwa sudah ada, yang berarti jalan ceritanya sudah ada, tinggal bagaimana
kita mengemas cerita tersebut dengan balutan gaya bahasa ala kita ditambah
polesan yang semakin menguatkan jalan cerita. Selain itu, menulis novel sejarah
tentang tokoh yang sudah dikenal
masyarakat membuat novel kita lebih
familiar. Beda dengan novel fiktif lain yang mengharuskan kita betul-betul
detil dan ekstra energi memperkenalkan tokoh-tokoh kita.
3.
Gaya bahasa yang
digunakan
Untuk menulis novel sejarah, penggunaan
bahasa yang kurang sesuai kaidah EYD sebaiknya diminimalisasi. Dialog yang
digunakan adalah cara berbahasa masyarakat yang hidup pada masa tertentu dimana
setting novel ini dibuat, tentunya
bahasa gaul ala jaman sekarang belum dikenal, jadi berhati-hatilah
mempergunakan bahasa. Jika ada bahasa
daerah, jangan lupa diberikan juga artinya pada catatan kaki.
4.
Novel sejarah juga bisa
memiliki catatan kaki. Catatan kaki ini biasanya memang merupakan rangkuman
sejarah yang memang benar-benar dialami sang tokoh pelaku atau catatan sejarah
yang terjadi. Kita bisa menambahkan catatan kaki ini jika diperlukan.
5.
Jangan terpaku untuk
menulis novel sejarah berdasarkan sejarah yang ada. Sejarah adalah catatan
tentang suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau. Sejarah bisa benar-benar
fakta yang terjadi disertai bukti otentik, namun sejarah juga bisa dibuat
berdasarkan persepsi orang yang berada di jaman terjadinya kejadian tersebut. Novel
sejarah yang mengangkat cerita dari sejarah yang ada bisa berbeda-beda
tergantung sudut pandang dan persepsi terhadap peristiwa pada sejarah itu
sendiri, maka bisa dikatakan membuat novel sejarah memang memerlukan riset yang
lama dan dalam.
Selalu ada nilai moral dan pembelajaran
berharga yang bisa kita ambil dari deretan kisah yang terjadi di masa lalu.
Kita bisa menjadi bangsa yang besar karena penghargaan terhadap sejarah bangsa
ini. Adanya kita di masa sekarang tidak lepas dari peran pendahulu kita di masa
lampau. Maka, jadilah “sejarah” dengan menyuarakan
kearifan sejarah lewat tulisan kita,
hingga kelak anak cucu kita bisa kembali menyuarakan
sejarah itu dengan kita yang menjadi tokoh utama di dalamnya.
Selamat
menulis.
*******
Riawani Elyta
Risa Mutia
good banget
ReplyDelete