Stephen King, Abdullah
Harahap, Edgar Allan Poe, James Herbert hingga penulis novel horor remaja R.L.
Stine adalah sederet nama – nama penulis yang dikenal lewat novel-novel horor
mereka. Genre horor adalah sebuah genre yang tak lekang dimakan zaman karena
keberadaan novel dengan genre ini telah dikenal sejak puluhan tahun lalu dan
masih akan terus disukai hingga kini dan seterusnya.
Lalu, apakah yang dimaksud dengan novel
horor?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
horor bermakna sesuatu yang menimbulkan perasaan ngeri atau takut yang amat
sangat dan tentunya novel horor adalah sebuah novel yang memuat cerita yang
menimbulkan perasaan takut dan kengerian kepada pembacanya.
Ciri-ciri
utama sebuah novel horor adalah sebagai berikut :
1.
Memuat kisah-kisah
mencekam (bisa tentang makhluk halus/alam gaib, pembunuhan, hal-hal di luar
nalar manusia) yang bisa berdasar kisah nyata atau khayalan sang penulis
2. Menimbulkan perasaan
ngeri/takut kepada pembacanya. Sebuah novel walaupun memuat cerita setan di
dalamnya belum tentu sebuah cerita horor
3. Seringkali memuat
ending yang menggantung atau sad ending misalnya dengan terbunuhnya beberapa
tokoh dalam novel tersebut
Terus bagaimana
tips-tips menulis novel horor sehingga tujuan utama sang penulis untuk
menimbulkan sebuah perasaan terteror/mencekam terhadap pembacanya tercapai?
1.
Bacalah (tontonlah) karya-karya
novel horor terutama yang sudah diangkat ke layar lebar
Contohnya
: The Exorcist, The Ring, Abraham Lincoln: Vampire Hunter, The Haunting of Hill
House dan Rosemary’s Baby.
Ada
juga serial horor remaja berseri seperti R.L. Stine : Fear Street juga film –
film horor dari Korea, Jepang dan Thailand dengan ciri khas penceritaan dan
penggambaran yang berbeda-beda.
Usahakan
membaca/menonton cerita horor dengan tema yang berbeda – beda karena cerita
horor sangat banyak versinya.
2. Cerita horor seringkali
diangkat dari kisah nyata. Cobalah menulis cerita dari kisah-kisah nyata yang
pernah dialami oleh kita atau orang-orang di sekitar kita. Masih ingat dengan Kisah Keluarga Tak Kasat Mata yang
ditulis oleh Genta dan dimuat di Kaskus. Karena banyaknya yang suka dan
penasaran dengan cerita tersebut, akhirnya cerita tersebut diangkat menjadi
sebuah novel. Kita juga bisa menulis
cerita secara bersambung di situs – situs yang memungkinkan pembaca untuk
merespon cara bertutur kita. Para pembaca di situs tersebut biasanya jujur dan
apa adanya dalam menilai tulisan kita. Siapa tahu, karya kita disukai dan bisa
diangkat menjadi sebuah novel bahkan film.
3.
Cerita horor
menampilkan unsur terbesar berupa perasaan mencekam dan ketakutan. Cari tahu
tentang hal-hal yang menakutkan bagi kebanyakan orang dan jadikan ketakutan itu
berlipat ganda dalam cerita kita.
4.
Kisah horor memiliki
sisi yang mungkin terlihat tak masuk akal bagi logika kita. Cobalah untuk
menyelami sebuah dunia tak terlihat namun ada di sekitar kita namun tetap
berpegang teguh agar tak terjebak kepada kepercayaan bahwa mereka lebih kuat
daripada kita karena tetap kita harus bergantung sepenuhnya kepada Zat Yang
Maha Tinggi. Jadi amanat utama dari sebuah cerita horor tetaplah bahwasanya
walaupun kita hidup berdampingan dengan mereka dan kadang mereka mengganggu
kita namun rasa takut itu tidak boleh mengalahkan rasa bergantung kita terhadap
Zat Yang Maha Tinggi tersebut.
5. Ada beberapa film horor
yang kadangkala memasukkan unsur sensual dalam film mereka. Jangan pernah
terjebak dengan pakem ini. Tetaplah miliki moral dan percaya bahwa kekuatan
cerita yang kita tulis bukan tergantung dari unsur sensual yang seringkali sangat
mengganggu untuk ditampilkan.
6.
Cerita horor terutama
yang mengusung tema pembunuhan berkaitan erat dengan dunia psikolog dan
kriminologi. Jika ingin mengangkat cerita horor tentang pembunuhan, pelajari
juga tentang hal-hal tersebut terutama sisi kelam si tokoh yang berperan
sebagai pembunuh dari cerita tersebut. Sisi kegilaan yang mendorongnya untuk
melakukan pembunuhan dan latar belakang psikologis yang membuatnya melakukan
hal tersebut. Tetap ada alasan atau latar belakang yang melatarbelakangi sebuah
kegilaan. Hal-hal logis tetap dibutuhkan untuk bisa menampilkan seorang tokoh
pembunuh yang sempurna.
7.
Jika mengangkat cerita
horor dengan tokoh antagonisnya berupa makhluk yang bukan manusia, usahakan
memberikan deskripsi kuat tentang penggambaran makhluk tersebut, bagaimana
terornya mempengaruhi kehidupan sang tokoh utama dan tokoh-tokoh pembantu dalam
cerita kita tersebut.
8. Cerita horor juga
mengandalkan detil kejadian dan penggambaran tempat kejadian yang menakutkan. Misalnya
tentang bagaimana detil pembunuhan terhadap korban yang dilakukan oleh tokoh
antagonis. Namun jangan terjebak dengan detil yang monoton. Cobalah memperkaya
visualisasi pembaca dengan detil yang kaya dan bermacam-macam agar cerita kita
tak gampang ditebak.
9. Kebanyakan tokoh dalam
novel horor terus-menerus mengalami peristiwa buruk dan menakutkan termasuk
pengambilan keputusan yang salah yang mengakibatkan situasinya semakin buruk
namun tetap berikan jeda untuk mengambil nafas dan atur ritme teror yang
terjadi pada tokoh utama dengan baik agar pembaca tak kehilangan momen.
10. Twist ending
adalah salah satu tipe ending yang
sering dipakai oleh penulis novel horor. Pelajari tentang bagaimana menggiring
pembaca pada akhir yang berbeda dengan dugaan akhir yang mereka yakini dari
awal cerita. Hal ini akan membawa pembaca akan terus terbawa-bawa dengan cerita
kita dan berpikir ulang walaupun telah selesai dengan cerita tersebut.
Contoh
film dengan twist ending : Shutter Island, The Others, The Six Sense
Novel
horor termasuk novel dengan genre yang cukup sulit untuk ditulis. Tantangan
terbesarnya adalah menciptakan ketakutan yang bisa membuat pembacanya terus
bergidik walaupun telah selesai membaca novel tersebut.
Kenali
rasa takut itu sendiri, hadirkan dia dalam bentuk kata-kata yang mencekam dan
biarkan tangan kita menuntun kita merangkai novel horor terseram yang pernah
diciptakan.
Selamat
menulis.
Risa Mutia
Sumber :
Id.m.wikihow.com
Berbagai sumber lainnya
Wah, banyak hal ya harus diperhatikan. Saya belum bisa menulis fiksi. Paling membaca, tapi nggak berani kalau harus membaca novel misteri.
ReplyDeleteSuka penasaran aja, kok bisa ya orang menulis cerita horor.
Wah, banyak hal ya harus diperhatikan. Saya belum bisa menulis fiksi. Paling membaca, tapi nggak berani kalau harus membaca novel misteri.
ReplyDeleteSuka penasaran aja, kok bisa ya orang menulis cerita horor.
Wah mungkin ini bermanfaat dan saya memang lagi susah cari ide hehehe baguslah thx infonya min
ReplyDeletemantul bang! Terus nulis!
ReplyDelete