Yuhu…kali
ini Smart Writer akan membahas tentang
novel remaja. Jika sebelumnya kita telah mengulik berbagai hal tentang novel anak, kini kita akan naik ke genre usia remaja. Secara umum, remaja
didefinisikan sebagai usia transisi dari anak-anak menuju dewasa. Terjadi
perkembangan bertahap dari masa anak-anak yang ditandai dengan akil balignya
seorang anak yang diikuti perkembangan fisik, psikologis, mental dan kematangan
logika. Usia transisi ini berkisar dari 11 tahunan hingga awal 20 tahunan.
Masa
remaja sendiri identik dengan masa pencarian jati diri, masa-masa dimana ketergantungan
terhadap peran orangtua mulai teralihkan,
digantikan dengan keinginan untuk menjadi lebih mandiri dan lebih nyaman
berkumpul dan bertukar pikiran dengan teman atau sahabat. Proses perubahan ini
menimbulkan banyak gesekan dan biasanya menjadi masa-masa yang cukup sulit untuk
sebagian remaja. Novel yang dibuat untuk genre ini pun harus mengikuti
lika-liku kehidupan tersebut. sedangkan tema-tema yang sering diangkat untuk
novel remaja adalah romansa, misteri, horor, detektif dan fantasi. Tema-tema
seperti budaya, politik, adat tradisi biasanya kurang diminati. Kalaupun ada,
porsinya hanya sedikit dan sering merupakan tambahan saja.
Sedangkan
teenlit atau teenage literature merupakan
sejenis sastra populer dengan tema
kehidupan remaja dengan segala macam problema dan penyelesaian masalah ala
remaja. Bahasa gaul cenderung banyak digunakan. Usia tokoh berkisar 10 – 16
tahunan. Ada juga young-adult. Genre
ini menyasar usia tokoh setingkat
di atas teenlit, yaitu remaja menjelang dewasa, usia SMA, sekitar 15 tahun ke
atas hingga 20 tahunan awal.
Dari
awal tahun 90-an kita telah mengenal Lupus, Olga dan Lulu the series yang merupakan jenis- jenis teenlit. Istilah teenlit
sendiri dikenal ketika chicklit dengan genre usia tokoh dewasa mulai dikenal. Dengan struktur cerita
yang ringan dan penggunaaan bahasa yang juga cenderung ringan dan gaul,
keberadaan teenlit lebih mudah diterima pasar. Fairish, Princess Mia, Lollipop,
3600 Detik adalah contoh-contoh teenlit pop
yang pernah
laris di pasaran. Sedangkan novel remaja
dengan genre detektif misalnya Trio
Detektif the series. Novel remaja dengan genre horor seperti Terror,
Deathline dan Kutukan di Hari Ulang Tahun. Dan masih banyak lagi novel-novel
remaja dengan beragam genre yang
lain, misalnya Harry Potter, yang mengusung genre
fantasi petualangan.
Novel remaja karya mentor Smart Writer juga terdiri dari beragam tema lho, contohnya saja novel remaja karya Leyla Hana : Dag Dig Dug Deran yang mengusung tema inspiratif, dan Aku, Juliet bergenre populer. Untuk novel remaja karya Riawani Elyta, ada yang mengusung tema lingkungan, yaitu Ping! A Message From Borneo (ditulis bersama Shabrina WS) dan tema fantasi, yaitu Gerbang Trinil (ditulis bersama Syila Fatar).
Novel
remaja memiliki penggemar yang sangat luas dan beragam sehingga novel genre ini
terus dicari penerbit. Kamu ingin menulis
novel remaja yang memiliki peluang besar untuk diterbitkan? Yuk
simak tips-tips keren dari Smart Writer berikut ini :
1. Pelajari
kehidupan remaja
Remaja
menyukai topik-topik yang tidak terlalu berat. Perhatikan juga penggunaan
bahasa yang banyak memakai istilah remaja. Hindari pendeskripsian yang terlalu
banyak dan lebih banyak gunakan dialog.
2. Selipkan
nilai-nilai keilmuan yang dikemas ringan. Usia remaja adalah usia yang sangat
suka mempelajari banyak hal. Namun jangan terlalu menggurui.
3. Ciptakan
tokoh yang detil dan tidak terlalu sempurna. Contohnya cowok ganteng namun
memiliki sisi misterius, introvert.
Cewek yang biasa saja namun memiliki kecerdasan yang luar biasa. Cewek cantik,
cerdas namun sedikit ceroboh dan sebagainya.
4. Baca
beberapa jenis novel remaja
Sangat
beragamnya tema yang diangkat, membuat kita paling tidak membaca novel-novel
remaja dengan berbagai tema, minimal untuk mengetahui jenis bahasa populer yang banyak diminati
remaja. Bahasa gaul cenderung dipakai di teenlit
sedangkan bahasa dengn EYD banyak digunakan untuk novel-novel dengan tema
seperti detektif dan misteri walaupun banyak juga novel dengan tema ini
yang menggunakan bahasa gaul.
Selipkan
juga humor khas remaja yang kekinian. Dunia remaja berubah sangat cepat,
mengikuti perkembangan jaman. Jangan lupa
untuk menegaskan hal ini sebagai ciri khas remaja yang sangat up to date informasi.
5. Membangun
konflik yang bisa diselesaikan remaja
Walaupun
remaja memiliki pola pikir dan logika yang sama dengan orang dewasa, namun
mereka memiliki cara sendiri yang sesuai kapasitas usia mereka dalam
menyelesaikan konflik. Tunjukkan juga pentingnya kehadiran tokoh yang lebih
dewasa untuk memperlihatkan bahwa sikap hormat terhadap orang yang lebih tua
adalah sikap yang sangat diperlukan dalam hidup ini. Konflik di sini adalah konflik
yang bisa diselesaikan oleh tokoh dengan usia remaja. Jika menyelipkan konflik
yang lebih kompleks, libatkan kehadiran orang dewasa.
Menulis
novel remaja merupakan sebuah keasyikan tersendiri. Bagi penulis yang memang
berada di usia ini, kemungkinan tidak sulit untuk mengetahui bagaimana
kehidupan remaja itu sendiri. Namun untuk penulis yang lebih dewasa, pengalaman
ketika menjadi remaja bisa dijadikan masukan untuk menulis novel remaja. Bahasa
dan konflik dengan tema yang lebih beragam diselipi pengetahuan yang membangun
kreativitas dan membangkitkan
rasa keingintahuan remaja tentang keilmuan bisa menjadi daya tarik dan keunggulan sebuah novel
remaja, alih-alih hanya membuat novel remaja ringan dengan tema sehari-hari.
Jangan
juga terpaku dengan bahasa gaul yang cenderung menggunakan bahasa yang banyak
digunakan di banyak novel remaja saat ini. Kita juga bisa mengunakan
istilah-istilah gaul dari seluruh nusantara untuk memperkaya wawasan pembaca,
tentunya disertai arti dari bahasa tersebut. Peluang penulisan novel genre ini
masih sangat terbuka lebar dengan segmen pembaca yang juga masih sangat luas.
Jangan pernah ragu untuk menulis novel remaja dengan gayamu sendiri.
Jadilah
penulis novel remaja yang cerdas, menghasilkan novel remaja yang sarat wawasan untuk menelurkan
generasi muda yang positif dan
berkeingintahuan yang positif juga.
Mari
menulis.
Riawani Elyta
Risa Mutia
No comments:
Post a Comment